Pasar
Tindakan KPK di Kantor BI dan Dampak pada Rupiah
2024-12-20
Di Jakarta, CNBC Indonesia, perdebatan terkait pelemahan rupiah terhadap dolar AS dan hubungannya dengan aksi penggeledahan KPK di kantor Bank Indonesia sedang menjadi perhatian. Data Refinitiv menunjukkan bahwa rupiah dibuka melemah tipis 0,03% pada hari ini, Jumat (20/12/2024), dengan nilai Rp16.290/US$. Namun, dalam waktu kurang dari dua menit setelah perdagangan dibuka, rupiah kembali terdepresiasi ke level Rp16.300/US$. Pelemahan ini terjadi pada seminggu terakhir.

Persepsi dan Tanggung Jawab

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Mohamad Hekal, menyayangkan narasi yang beredar bahwa penggeledahan KPK di kantor BI turut menyebabkan pelemahan nilai rupiah. Menurutnya, pelemahan nilai rupiah tidak ada hubungannya sama sekali dengan aksi tersebut. Dia meminta BI tetap fokus pada penanganan stabilitas nilai kurs melalui berbagai intervensi dan menghormati proses hukum yang sedang berlangsung. BI harus lebih intens memantau sentimen ekonomi terkait kondisi geopolitik.

Hekal juga menambahkan bahwa BI harus terus menjalankan tupoksinya sebagai bank sentral, melakukan intervensi bila dibutuhkan, demi menjaga stabilitas ekonomi makro. Oleh karena itu, penggeledahan KPK di Kantor BI jangan dikait-kaitkan dengan kondisi ekonomi nasional maupun global. Kasus yang sedang diusut adalah penyelewengan dana CSR yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan kondisi perekonomian global.

Sehubungan dengan itu, sebelum ini, Gubernur BI Perry Warjiyo mengakui bahwa penggeledahan kantor BI menjadi sentimen negatif bagi rupiah. Namun, dia memastikan BI akan terus merespons sentimen negatif itu dengan berbagai langkah stabilisasi rupiah, termasuk langkah-langkah intervensi melalui operasi moneter dengan pembelian SBN di pasar sekunder hingga melalui instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia atau SRBI.

Perspektif Internasional

Menurut Hekal, pelemahan nilai rupiah tidak hanya terjadi di Indonesia saja tetapi juga terjadi di berbagai mata uang di kawasan Asia. Fenomena penguatan Dollar AS memang menjadi bagian dari dampak pemilu AS yang dimenangkan Trump. Hal ini menunjukkan bahwa pelemahan rupiah tidak merupakan masalah yang unik bagi Indonesia tetapi merupakan tren yang terjadi di seluruh kawasan Asia.

BI harus memiliki pemahaman yang lebih luas tentang dampak geopolitik terhadap nilai kurs. Mereka harus dapat memantau dan mengelola sentimen ekonomi dengan lebih cermat untuk menjaga stabilitas ekonomi makro. Dengan demikian, BI dapat mengurangi dampak negatif dari faktor-faktor eksternal seperti pelemahan rupiah.

Selain itu, BI harus juga terus meningkatkan komunikasi dengan publik untuk menjelaskan langkah-langkah yang diambil untuk menjaga stabilitas ekonomi. Hal ini dapat membantu masyarakat memahami situasi dan menghormati proses yang sedang berlangsung.

Implikasi untuk Ekonomi

Pelemahan rupiah dapat memiliki implikasi yang signifikan bagi ekonomi Indonesia. Jika nilai rupiah terus melemah, maka impor akan menjadi lebih mahal, yang dapat mengakibatkan kenaikan harga barang-barang. Hal ini dapat berdampak pada tingkat inflasi dan kesejahteraan masyarakat.

BI harus berhati-hati dalam mengambil langkah-langkah intervensi. Mereka harus mempertimbangkan dampak yang akan dihasilkan dari setiap langkah yang diambil. Jika BI terlalu agresif dalam intervensi, maka dapat mengakibatkan masalah lain seperti peningkatan risiko kredit. Oleh karena itu, BI harus mencari keseimbangan yang tepat dalam menangani pelemahan rupiah.

Selain itu, pemerintah juga harus mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan produktivitas ekonomi dan meningkatkan daya saing Indonesia. Dengan meningkatkan produktivitas, Indonesia dapat lebih tahan terhadap dampak pelemahan rupiah dan dapat terus berkembang.

More Stories
see more