PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk: Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Pelaksanaannya
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) telah berhasil menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp 158,60 triliun kepada 3,4 juta debitur hingga akhir Oktober 2024. Selain itu, perseroan juga terus berusaha untuk mendorong graduasi pelaku UMKM. Direktur Bisnis Mikro BRI, Supari, mengusulkan dua skema penyaluran KUR di tahun depan, yaitu untuk inklusi dan pregraduasi. Dalam pengalaman BRI, plafon KUR Mikro yang saat ini dipatok maksimal Rp 100 juta sering tidak terserap habis oleh debitur, dan mayoritas peminjam menarik pinjaman di kisaran Rp 30 juta hingga Rp 40 juta. Jika dalam kerangka inklusi, plafon dapat sampai Rp 50 juta, dan untuk pregraduasi, ada syarat seperti dapat mengakses hingga Rp 70 juta pinjaman dan berlangsung hingga 4 siklus pinjaman. KUR telah meningkatkan rata-rata pendapatan debitur sebesar 32%-50% dan mampu meningkatkan keuntungan sekitar 34%-38%. Keterampilan teknis juga dapat mendorong efisiensi biaya. Pelaku usaha yang mendapatkan KUR cenderung memiliki tenaga kerja 28% lebih banyak daripada non debitur KUR.Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian, Ferry Irawan, menyampaikan bahwa pemerintah sedang menyiapkan skema pembiayaan KUR untuk mendukung program prioritas seperti ketahanan pangan, Makan Bergizi Gratis, hingga sektor perumahan. Dalam program ketahanan pangan, sekitar 30% dari KUR yang sudah tersalurkan digunakan untuk sektor pertanian, dan untuk produksi dan infrastruktur pangan, KUR dapat digunakan untuk fitur-fitur reguler. Untuk program Makan Bergizi Gratis, KUR Mikro dan KUR Kecil dapat digunakan untuk pembiayaan pelaku usaha di sektor penyediaan akomodasi makanan dan minuman.KUR tidak hanya memberikan manfaat dalam hal keuangan, tetapi juga memiliki dampak positif pada berbagai sektor dan pelaku usaha. PT Bank Rakyat Indonesia: Kredit Usaha Rakyat dan Transformasi Ekonomi
Inklusi dalam Kredit Usaha Rakyat
Skema inklusi dalam KUR memiliki dampak signifikan. Dengan plafon yang ditetapkan hingga Rp 50 juta, lebih banyak pelaku UMKM dapat mengakses kredit. Ini membantu meningkatkan inklusivitas dalam perekonomian dan memberikan kesempatan bagi para pemula untuk mengembangkan bisnis mereka. Misalnya, banyak pemilik usaha kecil yang sebelumnya tidak memiliki akses ke kredit besar sekarang dapat mendapatkan bantuan untuk mengembangkan usaha mereka.
Data menunjukkan bahwa KUR yang termasuk dalam kerangka inklusi telah berhasil meningkatkan pendapatan debitur sebesar 32%-50%. Ini membuktikan keefektifan skema tersebut dalam membantu para pelaku UMKM meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan mereka.
Pregraduasi dan Kredit Komersial
Pregraduasi merupakan tahap penting sebelum pelaku UMKM naik kelas ke kredit komersial. Dengan syarat seperti dapat mengakses hingga Rp 70 juta pinjaman dan berlangsung hingga 4 siklus pinjaman, para pelaku usaha dapat dipantau dan diukur kualitasnya. Jika mereka berhasil memenuhi kriteria ini, mereka siap untuk memasuki dunia kredit komersial.
Contohnya, beberapa pelaku UMKM yang telah melalui fase pregraduasi ini menunjukkan peningkatan kinerja bisnis dan keuntungan yang signifikan. Mereka dapat lebih memanfaatkan sumber daya dan mengembangkan bisnis mereka dengan lebih baik.
Bantuan KUR dalam Program Prioritas
Pemerintah menggunakan KUR untuk mendukung berbagai program prioritas seperti ketahanan pangan dan Makan Bergizi Gratis. Dalam program ketahanan pangan, sekitar 30% dari KUR digunakan untuk sektor pertanian, yang sangat penting untuk menjaga keberlanjutan pangan. Sedangkan dalam program Makan Bergizi Gratis, KUR Mikro dan KUR Kecil dapat membantu pelaku usaha di sektor penyediaan makanan dan minuman.
KUR tidak hanya memberikan pinjaman, tetapi juga memberikan dukungan kepada petani, peternak, dan nelayan sebagai kontributor utama bahan baku makanan. Ini membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendukung program-program pemerintah.