Pasar
PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex): Tantangan Bahan Baku dan Dampaknya
2024-11-17
PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) saat ini menghadapi tantangan serius terkait ketersediaan bahan baku. Kondisi ini membuat perusahaan berhati-hati dan berkomitmen untuk memberikan gaji kepada pekerja yang terpaksa diliburkan. Namun, ketersediaan bahan baku hanya akan bertahan selama tiga minggu ke depan, yang dapat mengganggu operasional perusahaan dan potensial meningkatkan jumlah buruh yang harus diliburkan.

Perspektif Presiden Komisaris

Presiden Komisaris Sritex, Iwan S. Lukminto, tetap berkomitmen memberikan gaji kepada pekerja yang diliburkan. Namun, dia juga meminta agar proses apraisal bisa berjalan dengan cepat dengan dukungan dari pihak kurator dan hakim pengawas. "Pekerja/buruh yang diliburkan tetap kita gaji, dan kita mengharapkan keberlangsungan harus cepat dijalankan supaya mereka bisa bekerja lagi seperti biasa. Keberlangsungan usaha ini adalah pokok dalam menunggu bridging dalam menunggu kasasi," kata Iwan.

Posisi Kritis Bahan Baku

Ketersediaan bahan baku Sritex saat ini berada dalam posisi kritis. Jika proses apraisal yang sedang dilakukan kurator tidak segera diselesaikan, akan mengganggu jalannya operasional perusahaan. Bahan baku yang dimiliki Sritex hanya cukup untuk tiga minggu ke depan. Jika proses tidak selesai, maka kemungkinan bertambahnya jumlah karyawan yang diliburkan. "Jadi memang hakim pengawas dan kurator ini yang kita harapkan menjadi support keberlangsungan usaha, ini yang paling penting. Kondisi bahan baku yang tersisa hanya untuk tiga minggu lagi, harus kita jaga terus. Jadi ini sangat penting, sangat crucial disitu. Kalau ada keberlangsungan usaha bisa datang, nah itu. Jadi kuncinya di keberlangsungan usaha ya," ungkap Iwan.

Akibat Meliburkan Karyawan

Akibat kekurangan bahan baku, PT Sritex telah meliburkan sebanyak 2.500 karyawannya. Iwan menyebut, jumlah karyawan yang diliburkan itu berpotensi bertambah apabila tidak ada keputusan dari kurator dan hakim pengawas untuk izin keberlanjutan usaha. "Jadi ini ada proses going concern yang harus cepat diputuskan oleh hakim pengawas. Karena ini akan membantu kami dalam keberlangsungan. Bila ada, kita kembali lagi. Jadi ketersediaan bahan baku ini sekarang kekuatannya sampai tiga minggu ke depan. Jadi ini kalau tidak ada going concern atau daripada keberlangsungan itu, itu malah jadi ancaman. Ancaman PHK juga ada," ucap dia.

Harapan Terhadap Kurator

Iwan sangat berharap adanya kejelasan dan dukungan cepat dari pihak kurator. Ketika ditanya kapan proses apraisal yang dilakukan kurator itu selesai, Iwan mengaku tidak tahu dan menilai kurator yang tengah melakukan appraisal di pabrik miliknya masih kurang berpengalaman. "Nah itu yang harus ditanyakan oleh kurator, jadi dia kan tidak profesional disitu ya, dia masih junior saya lihat ya, jadi itu punya kualifikasi yang kita lihat masih kurang," pungkasnya.
More Stories
see more