Pasar
Tragedi Kemanusiaan di Balik Proyek Megah Arab Saudi
2024-11-16
Pembangunan proyek raksasa di Arab Saudi yang menjadi bagian dari Visi 2030 Negeri Raja Salman telah menuai kontroversi yang mengejutkan. Sebuah laporan mengungkapkan setidaknya 21.000 pekerja migran tewas dalam kondisi kerja yang buruk, menimbulkan pertanyaan serius tentang hak asasi manusia dan praktik ketenagakerjaan di balik kemegahan proyek-proyek tersebut.
Menyingkap Sisi Gelap Pembangunan Visi 2030 Arab Saudi
Kematian Massal Pekerja Migran
Laporan dokumenter ITV mengungkapkan fakta mengejutkan bahwa setidaknya 21.000 pekerja migran asal India, Bangladesh, dan Nepal tewas dalam kecelakaan kerja atau akibat kondisi yang buruk di lokasi konstruksi di seluruh Arab Saudi. Lebih mengkhawatirkan lagi, 100.000 pekerja migran lainnya dilaporkan hilang sejak 2017. Para pekerja menggambarkan perlakuan yang mereka terima sebagai 'budak yang terperangkap' dan 'pengemis', dengan beberapa pelanggaran peraturan keselamatan kerja yang dilaporkan. Mereka juga kesulitan untuk pergi karena adanya ketetapan denda yang perlu dipenuhi.Salah satu kasus terburuk adalah kematian seorang pekerja Nepal yang diidentifikasi sebagai Raju Bishwakarma. Ia menelepon teman dan keluarganya untuk meminta bantuan, dengan berkata "Tolong selamatkan saya," sebelum ditemukan tewas di kamarnya. Diketahui, ia tewas setelah diberi tahu bahwa ia dapat pergi jika membayar denda yang setara dengan gaji lima bulan.Pelanggaran Hak Asasi Manusia yang Mengkhawatirkan
Laporan tersebut juga menyoroti pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di balik pembangunan proyek-proyek Visi 2030 Arab Saudi. Dewan Ketenagakerjaan Luar Negeri Nepal menyatakan bahwa terdapat kematian lebih dari 650 migran Nepal di Arab Saudi yang masih belum dapat dijelaskan. Kondisi kerja yang buruk, perlakuan tidak manusiawi, dan kesulitan untuk meninggalkan pekerjaan menunjukkan adanya praktik perbudakan modern yang terjadi di balik kemegahan proyek-proyek tersebut.Proyek Megah Visi 2030 Arab Saudi
Proyek-proyek yang sedang dikerjakan merupakan bagian dari Visi 2030, proyek utama Putra Mahkota Mohammed bin Salman. Proyek ini menghabiskan lebih dari satu triliun dolar dalam upaya untuk mendiversifikasi ekonomi negara dari minyak dan beralih ke pariwisata. Yang paling utama di antara proyek-proyek ini adalah The Line, "kota linier" sepanjang 105 mil yang telah menghabiskan biaya US$ 500 miliar atau setara Rp 7.500 triliun. Konstruksi di The Line, yang juga dikenal sebagai NEOM, telah bermasalah, dengan meningkatnya biaya dan jadwal yang tertunda.NEOM adalah lokasi konstruksi terbesar di dunia, dengan konstruksi pada apa yang bisa menjadi bangunan terbesar di dunia terjadi hanya beberapa mil di selatan sepanjang pantai di Jeddah. Selain NEOM yang terletak di Laut Merah, Saudi juga membangun proyek raksasa baru di dekat Riyadh yang bernama Ad Diriyah dan Qiddiya. Nantinya, lokasi-lokasi itu akan mencakup beberapa resor mewah, termasuk merek hotel internasional utama.Gelombang Besar Pekerja Migran
Gelombang besar pekerja ke Arab Saudi dimulai pada tahun 2017 ketika pembangunan Visi 2030 dimulai dengan serius. Ribuan pekerja migran dari berbagai negara, terutama India, Bangladesh, dan Nepal, berdatangan untuk terlibat dalam proyek-proyek ambisius ini. Namun, di balik kemegahan dan kemajuan yang diharapkan, terungkap tragedi kemanusiaan yang menghantui pembangunan Visi 2030 Arab Saudi.