Fitra Jusdiman menyatakan bahwa dalam waktu dekat, kita harus menunggu pergantian presiden di AS yang beralih ke Trump di Januari tahun depan dan bagaimana kebijakan riil yang akan dilakukannya. Hal ini memiliki dampak pada nilai tukar rupiah.
Perubahan presiden dan kebijakan keuangan AS dapat mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah. Kita perlu mengikuti perkembangan ini dengan teliti.
Myrdal Gunarto mengungkapkan bahwa pelemahan rupiah terjadi karena ekspektasi penurunan suku bunga. Ekspektasi The Fed harus menurun 100 bps, tetapi menjadi 50 bps. Hal ini menyebabkan nilai tukar rupiah melemah.
Perubahan suku bunga memiliki pengaruh signifikan pada nilai tukar. Kita perlu memahami tren ini untuk memprediksi pergerakan nilai tukar rupiah.
Ralph Birger Poetiray menilai pelemahan rupiah wajar terjadi karena The Fed tidak terlalu hawkish dalam pemotongan suku bunga acuan tahun depan. Hal ini membuat investor cenderung lebih berhati-hati terhadap investasi di Indonesia.
Perubahan kebijakan keuangan AS dapat mempengaruhi kepercayaan investor terhadap negara. Pelemahan rupiah adalah salah satu dampak yang perlu kita pertimbangkan.
Fikri Permana mengatakan bahwa ada kekhawatiran perihal Trump tariff ke depan. Kekhawatiran fragmented economy dikarenakan Trump tariff dan capital flight to safety yang cukup besar akan dilakukan oleh investor global. Hal ini akan menyebabkan capital outflow di Indonesia.
Perubahan kebijakan keuangan internasional seperti Trump tariff dapat mempengaruhi keseimbangan ekonomi dan nilai tukar. Kita perlu mengantisipasi dampaknya.