Pasar
Rupiah Mengalami Penurunan Akibat Kebijakan The Fed yang Lebih Lambat
2025-01-09

Pada awal tahun 2025, mata uang rupiah mengalami penurunan terhadap dolar AS. Peristiwa ini berlangsung setelah publikasi risalah bank sentral AS (The Fed) yang menunjukkan kecenderungan untuk memperlambat pemangkasan suku bunga. Nilai tukar rupiah dibuka melemah sebesar 0,03% di level Rp16.195 per dolar AS pada hari Kamis, 9 Januari 2025. Ini sejalan dengan kondisi perdagangan sebelumnya yang juga menunjukkan depresiasi hingga 0,4%. Indeks dolar AS/DXY mengalami kenaikan sebesar 0,14%, mencapai angka 109,24 pada pukul 08:52 WIB.

Kondisi Ekonomi dan Sentimen Pasar Mempengaruhi Rupiah

Dalam suasana ekonomi global yang dinamis, rupiah terpengaruh oleh berbagai faktor eksternal, terutama dari Amerika Serikat. Risalah The Fed yang dirilis pagi hari tersebut menyatakan bahwa para pejabat Federal Reserve merasa khawatir tentang inflasi dan dampak potensial dari kebijakan Presiden terpilih Donald Trump. Meskipun tidak disebutkan secara langsung, ringkasan pertemuan tersebut menyoroti empat kali dampak perubahan kebijakan imigrasi dan perdagangan terhadap ekonomi AS. Sejak kemenangan Trump dalam pemilihan umum bulan November, ia telah mengindikasikan rencana agresif untuk menerapkan tarif dan sanksi terhadap negara-negara mitra dagang AS seperti Tiongkok, Meksiko, dan Kanada. Situasi ini memperkuat posisi dolar AS, yang tercermin dalam naiknya indeks dolar AS (DXY) di atas level 109.

Dari perspektif seorang jurnalis, peristiwa ini menunjukkan betapa sensitifnya pasar keuangan terhadap keputusan dan pernyataan dari bank sentral besar dunia. Setiap indikasi perubahan kebijakan dapat berdampak signifikan pada nilai mata uang dan stabilitas ekonomi global. Untuk Indonesia, penting bagi Bank Indonesia dan pemerintah untuk tetap waspada dan responsif terhadap fluktuasi pasar internasional agar dapat menjaga stabilitas ekonomi domestik.

More Stories
see more