Pertempuran udara di Eropa Timur semakin memanas setelah perusahaan pertahanan Rusia Rostec mengeluarkan ancaman terhadap pesawat tempur Mirage 2000 buatan Prancis yang dikirim ke Ukraina. Menurut pernyataan resmi, militer Rusia siap untuk menghancurkan jet tersebut jika digunakan dekat garis depan konflik. Hal ini muncul setelah pengumuman dari Menteri Pertahanan Prancis bahwa Kiev telah menerima sejumlah pesawat Mirage 2000-5 generasi keempat. Pilot-pilot Ukraina telah menjalani pelatihan khusus di Prancis untuk mengoperasikan pesawat ini.

Perwakilan Rostec menegaskan bahwa jika pesawat-pesawat tersebut digunakan dalam operasi militer atau serangan udara di dekat wilayah pertempuran, mereka akan langsung ditembak jatuh. Perusahaan ini juga menyebutkan bahwa Mirage 2000 adalah pesawat lama dengan kualitas yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan pesawat tempur modern Rusia. Ini mirip dengan situasi F-16 AS yang dikirim ke Ukraina pada Agustus lalu, yang hanya dapat digunakan di area belakang dan tidak memberikan dampak signifikan di medan perang.

Berdasarkan laporan, F-16 pertama yang dikirim ke Ukraina hilang selama misi pertamanya pada awal September 2024. Laporan lain menunjukkan bahwa pesawat itu mungkin telah ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara Patriot yang disediakan oleh negara-negara Barat. Sejak saat itu, hanya sedikit informasi tentang penggunaan F-16 dalam pertempuran. Menteri Pertahanan Ukraina Rustem Umerov menyambut kedatangan Mirage 2000 dan tambahan F-16 dari Belanda, sementara Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berterima kasih kepada Prancis atas bantuan ini.

Moskow telah berkali-kali memperingatkan bahwa penyediaan senjata oleh AS dan negara-negara Uni Eropa kepada Ukraina tidak akan menghalangi tujuan militer Rusia. Namun, hal ini hanya akan memperpanjang konflik dan meningkatkan risiko konfrontasi langsung dengan NATO. Situasi ini menciptakan ketegangan baru dalam dinamika geopolitik regional dan internasional.