Pada akhir tahun lalu, sebuah serangan digital mencengangkan mengejutkan dunia teknologi. Sebuah perusahaan asal Israel, Paragon Solutions, disebut-sebut telah menyusup ke dalam sistem WhatsApp dan berhasil menginfeksi sekitar 90 pengguna dengan spyware. Serangan ini meluas hingga merambah lebih dari dua puluh negara, dengan korban utama adalah jurnalis dan aktivis masyarakat sipil. Meta, perusahaan induk WhatsApp, telah mengonfirmasi insiden tersebut dan mengambil langkah-langkah cepat untuk memitigasi dampaknya.
Pada musim dingin terakhir, dunia siber diguncang oleh berita tentang serangan spyware yang menyerang aplikasi pesan populer, WhatsApp. Dalam insiden yang melibatkan perusahaan asal Israel, Paragon Solutions, sekitar 90 pengguna di lebih dari dua puluh negara menjadi korban. Serangan ini khususnya menargetkan individu yang memiliki akses informasi penting seperti jurnalis dan anggota masyarakat sipil.
Paragon Solutions diduga menggunakan metode ilegal untuk memasuki jaringan pengguna dan mengirimkan file PDF berbahaya. Namun, tim keamanan WhatsApp berhasil mengidentifikasi vektor serangan ini dan mengambil tindakan pencegahan. Perusahaan juga memberi notifikasi kepada pengguna yang terdampak dan memberikan petunjuk cara melindungi diri mereka dari ancaman spyware.
Salah satu korban yang diketahui adalah Francesco Cancellato, editor-in-chief surat kabar online Italia Fanpage.it. Dia mengungkapkan bahwa WhatsApp telah memberi tahu dia tentang serangan tersebut pada bulan Desember. Kolaborasi antara WhatsApp dan Citizen Lab, laboratorium penelitian keamanan siber dari Universitas Toronto, membantu melacak serangan ini dan mengidentifikasi modus operandinya.
John Scott-Railton, peneliti senior di Citizen Lab, menjelaskan bahwa spyware dapat mengubah telepon menjadi alat mata-mata yang bisa merekam suara dan mengakses data pribadi tanpa izin pengguna. Pada tahun 2019, WhatsApp juga berkolaborasi dengan Citizen Lab untuk menggugat NSO Group, perusahaan lain yang terlibat dalam serangan serupa terhadap ribuan pengguna termasuk jurnalis dan pejabat pemerintah.
Natalia Krapiva, penasihat hukum senior di organisasi nirlaba Access Now, menyoroti bahwa serangan semacam ini semakin umum terjadi terhadap jurnalis dan aktivis. Meskipun ada upaya hukum dan sanksi, masih diperlukan tindakan lebih lanjut dari pembuat undang-undang dan industri teknologi untuk mengendalikan industri spyware.
Dari perspektif seorang jurnalis, insiden ini menunjukkan betapa pentingnya keamanan digital dalam era modern. Perlindungan privasi dan keamanan informasi harus menjadi prioritas utama bagi setiap pengguna teknologi. Ini juga mengingatkan kita akan tanggung jawab besar yang dimiliki oleh perusahaan teknologi dalam melindungi penggunanya dari ancaman siber yang terus berkembang.