Pasar
Skandal Gunung Emas di Indonesia dan Hilangnya Investor Uang Puluhan Triliun
2024-12-02
Logam mulia emas merupakan salah satu komoditas paling berharga di dunia. Emas juga merupakan investasi berisiko rendah yang kebal terhadap guncangan ekonomi. Namun, kisah skandal "Gunung Emas" di Indonesia menimbulkan perdebatan dan kesulitan. Dalam artikel ini, kita akan mengulas secara mendalam tentang perjalanan dan kesalahan yang terjadi dalam skandal ini.

Kisah Skandal "Gunung Emas" yang Mengguncang Bursa

Bagian 1: Pendirian Perusahaan Tambang Bre-X Minerals Ltd

Perusahaan Bre-X Minerals Ltd didirikan pada 1988 oleh David Walsh. Pada 1993, perusahaan ini mendapat kabar penemuan deposit emas terbesar dunia di Indonesia. Walsh ke Jakarta dan berusaha menemui ahli geologi John Felderhof. Mereka berdua kemudian melakukan perjalanan 12 hari di Kalimantan Timur ke kawasan Busang yang dikatakan mengandung emas.Walsh disarankan Felderhof untuk membeli properti tambang Busang di daerah Kutai Timur. Setelah itu, Walsh segera mempersiapkan proyek Busang dan mengumumkan potensi Busang pada Mei 1993. Harga saham Bre-X langsung melonjak setelah pengumuman penemuan deposit emas raksasa. Nilai tertinggi saham Bre-X pernah mencapai US$200 dengan kapitalisasi pasar lebih dari US$ 4,5 miliar atau lebih dari US$ 9 miliar disesuaikan dengan inflasi.

Bagian 2: Peran Sigit Harjojudanto dan Bob Hasan

Sigit Harjojudanto, putra Soeharto, merupakan pemilik PT Panutan Daya. Bre-X mengimingi US$1 juta per bulan kepada Panutan Daya sebagai konsultan teknis dan administrasi serta nantinya saham di Busang jika penambangan berjalan. Bob Hasan juga tertarik ikut bergabung. Dia mengakuisisi 50 persen saham PT Askatindo Karya Mineral yang menguasai penambangan Busang II dan PT Amsya Lina yang menguasai penambangan Busang II.Perusahaan menyebutkan dalam eksplorasi lanjutan kandungan emas di Busang tembus 71 juta ons yang mana dengan harga emas saat ini, nilai ekonominya mencapai US$ 163 miliar. Namun, semua tampak sempurna sebelum pihak penguasa ikut dalam proyek.

Bagian 3: Kesalahan dan Kesulitan

Kala itu, Bre-X mengatakan Freeport akan menyediakan US$400 juta, atau 25% dari biaya konstruksi dan $1,2 miliar dana tambahan. Namun, Freeport langsung turun melakukan eksplorasi lanjutan dan menemukan hasil yang berbeda dari yang digembar-gemborkan Bre-X.Sosok asal Filipina Michel de Guzman, yang merupakan sosok pertama yang menemukan emas di Busang, menghilang tepat saat hasil eksplorasi diumumkan pada 19 Maret 1997. Mayatnya ditemukan dan dibawa ke Filipina untuk dimakamkan, tetapi Bondan Winarno meragukan kebenaran mayat tersebut.Saham Bre-X pun segera anjlok setelahnya dan Welsh menjadi orang yang disalahkan terkait emas di Busang itu. Saham Bre-X anjlok 83% pada tanggal 27 Maret, menghapus lebih dari US$2 miliar uang investor.Dalam skandal ini, kita dapat melihat betapa pentingnya kebijakan dan ketelitian dalam industri pertambangan. Kesalahan dan kesulitan yang terjadi dapat memiliki dampak besar pada investor dan industri secara keseluruhan.
More Stories
see more