Gaya Hidup
Studi Menunjukkan Faktor Flu Kehamilan dan Risiko Autisme
2024-12-03
Jakarta, CNBC Indonesia – Ibu hamil memiliki kondisi yang khusus, yaitu rentan mengalami perubahan emosi dan mudah sakit. Salah satu kondisi yang sering dialami oleh mereka adalah flu dan hidung tersumbat. Namun, sebuah studi baru mengungkapkan bahwa ibu hamil yang sakit flu dapat meningkatkan risiko bayi terlahir dengan autisme. Bagaimana bisa demikian? Melansir Euro News, autisme adalah kondisi yang terkait dengan perkembangan otak anak. Autism spectrum disorder (ASD) akan mengganggu cara anak berkomunikasi, berinteraksi, dan bersosialisasi. Salah satu faktor penyebab anak mengalami autisme adalah infeksi selama kehamilan, seperti influenza. Meskipun hubungan ini belum pasti bersifat kausal, penelitian menunjukkan bahwa infeksi seperti itu bisa menjadi salah satu faktor.Apakah Flu selama Kehamilan Menyebabkan Autisme?
Dr. Ian Lipkin, direktur Pusat Infeksi dan Imunitas Universitas Columbia, mengungkapkan bahwa wanita yang mengalami sakit demam, titer antibodi tinggi, dan influenza memiliki risiko lebih tinggi untuk memiliki anak dengan diagnosis ASD. Lipkin adalah penulis senior sebuah penelitian yang mempelajari hubungan antara terkena flu selama kehamilan dan risiko autisme pada anak-anak. Penelitian ini berfokus pada kasus flu yang dikonfirmasi di laboratorium, bukan hanya berdasarkan tanggapan survei atau catatan medis. Studi tersebut menemukan bukti peningkatan risiko ASD ketika influenza di laboratorium disertai dengan gejala parah. “Tak satu pun dari temuan ini yang mengejutkan. Kita memberi tahu wanita untuk tidak minum alkohol, tidak mengonsumsi obat-obatan tertentu, dan tidak merokok selama kehamilan, jadi mengapa harus terkejut jika faktor lingkungan lain berperan?” katanya. Penulis mengatakan bahwa infeksi berkontribusi pada peningkatan risiko autisme, bukan karena virus itu sendiri, tetapi karena respons sistem kekebalan ibu hamil dan peradangan.Bagaimana Infeksi Virus selama Kehamilan Menyebabkan Autisme?
Para peneliti telah mempelajari model hewan untuk memahami apa yang terjadi pada janin ketika ibu hamil terkena infeksi yang menyebabkan autisme. Dr. Irene Sanchez Martin, peneliti pascadoktoral di Laboratorium Cold Spring Harbor di AS, menemukan bahwa aktivasi kekebalan ibu (MIA) selama kehamilan terkait dengan hasil perilaku yang mirip dengan autisme pada manusia. Penelitiannya pada model tikus menemukan bahwa setelah sistem kekebalan tubuh ibu diaktifkan setelah simulasi infeksi, terdapat tanda-tanda awal defisit perkembangan pada embrio bahkan dalam waktu 24 jam setelah paparan. Defisit perkembangan lebih banyak terjadi pada embrio jantan daripada betina. Meskipun hasil ini mungkin tidak sepenuhnya berlaku pada manusia karena penggunaan model tikus, Sanchez Martin menambahkan bahwa hasil ini dapat membantu menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan autisme. Lipkin juga menambahkan bahwa peningkatan kadar sitokin yang terkait dengan peradangan umum terjadi pada wanita yang memiliki anak dengan autisme.Implikasi dan Kesimpulan
Dari penelitian tersebut, kita dapat melihat bahwa infeksi selama kehamilan memiliki potensi untuk mempengaruhi perkembangan anak. Meskipun hubungan antara flu dan autisme belum pasti, kita harus tetap berhati-hati dan memastikan kesehatan ibu hamil. Ibu hamil harus menjaga kesehatan tubuh mereka dengan baik, mengikuti peraturan kesehatan, dan segera menghubungi dokter jika mengalami gejala seperti flu. Dengan demikian, kita dapat membantu mengurangi risiko bagi bayi.