Pasar
Tentang Lima Kesenjangan Perlindungan di Wilayah Asia oleh OJK
2024-11-21
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mengungkapkan adanya lima kesenjangan yang berkaitan dengan perlindungan di wilayah Asia. Hal ini menjadi perhatian utama dalam dunia keuangan dan perlindungan. Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun OJK, Ogi Prastomiyono, memberikan informasi rinci tentang setiap kesenjangan tersebut. Kenali Kesenjangan Perlindungan dan Langkah-langkah Pencapaiannya
Natural Catastrophic Gap
OJK mendeteksi bahwa selisih perlindungan bagi warga Indonesia terhadap bencana alam masih tinggi. Saat ini, hanya ada [PT] Mypak untuk asuransi gempa bumi, sementara untuk bencana alam lainnya seperti banjir, longsor, dan lainnya masih belum memiliki perlindungan secara masif. Indonesia berada di zona ring of fire, sehingga potensi kejadian bencana alam sangat tinggi. Ini menjadi perhatian utama dalam upaya meningkatkan perlindungan warga.Para warga harus menjadi lebih sadar tentang risiko bencana alam dan mempersiapkan diri dengan memiliki asuransi yang sesuai. OJK berusaha untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang perlindungan bencana dan memberikan solusi yang lebih baik.Mortality Gap
Menurut Ogi, orang Indonesia secara umum belum mempersiapkan diri terhadap risiko kematian. Mereka belum siap menghadapi hal ini dengan baik. Ini menjadi masalah penting yang perlu diatasi agar warga memiliki perlindungan yang memadai.OJK berusaha untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang risiko kematian dan cara untuk mengatasinya. Mereka juga bekerja sama dengan perusahaan asuransi untuk menciptakan produk asuransi yang lebih baik dan sesuai dengan kebutuhan warga.Cyber Protection Gap
Kesenjangan dalam perlindungan risiko serangan siber juga menjadi perhatian. Saat ini, jika terjadi cyber attack, tidak jelas apakah ada perlindungan yang cukup. OJK mengingatkan masyarakat tentang risiko siber dan perlu memiliki perlindungan yang baik.Perusahaan asuransi juga harus meningkatkan kemampuan mereka dalam melindungi warga dari serangan siber. Mereka harus mengembangkan produk asuransi yang lebih canggih dan dapat menangani risiko siber dengan baik.Health Protection Gap
Banyak orang di Indonesia belum memiliki asuransi kesehatan yang memadai. Meskipun ada program wajib seperti BPJSTK dan BPJS Kesehatan, tidak cukup jika tidak memiliki asuransi tambahan. OJK mendorong masyarakat untuk memiliki asuransi kesehatan yang lebih baik untuk melindungi diri dari risiko kesehatan.Perusahaan asuransi harus mengembangkan produk asuransi kesehatan yang lebih lengkap dan dapat memenuhi kebutuhan warga. Mereka juga harus memberikan edukasi kepada masyarakat tentang kesehatan dan cara untuk mengurusnya dengan baik.Retirement Saving Gap
Jumlah penerimaan manfaat pensiun atau imbal hasil dapen di Indonesia masih kecil, hanya sekitar 10%-15% dari penghasilan terakhir saat aktif bekerja. Selain itu, masih banyak pekerja sektor informal yang belum mengikuti program dapen. OJK berusaha untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang perlindungan pensiun dan memberikan solusi yang lebih baik.Perusahaan asuransi harus mengembangkan produk pensiun yang lebih menarik dan dapat membantu warga dalam menyimpan dana untuk pensiun. Mereka juga harus bekerja sama dengan pemerintah untuk meningkatkan peluang aksesibilitas program dapen bagi warga.Ogi Prastomiyono mengatakan bahwa kesenjangan-kesenjangan ini harus ditekan. OJK akan terus mengkomunikasikan kepada masyarakat agar mereka bisa memiliki perlindungan yang memadai. Mereka juga berharap masyarakat dapat memiliki kepercayaan terhadap lembaga jasa keuangan dan siap mengikuti program perlindungan yang tersedia.(fsd/fsd)Saksikan video di bawah ini:Video: Strategi Zurich Siapkan Produk Asuransi Berstandar GlobalNext ArticlePempol Protes Kasasi OJK, Ini Nasib Kresna Life Kalau CIU Dibatalkan