Pasar
Terkait Perubahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
2024-11-19
Jakarta, CNBC Indonesia – Pada Selasa (19/11/2024), IHSG menunjukkan kemajuan yang luar biasa. Setelah empat hari beruntun merana dan kembali ke level psikologis 7.100, IHSG berhasil melesat hingga 1%. Pada pukul 10:34 WIB, IHSG mencapai posisi 7.206,65 dan kembali ke level psikologis 7.200. Transaksi indeks pada sesi I hari ini mencapai sekitar Rp 4 triliun dengan volume transaksi mencapai 8,8 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 533.854 kali. Dalam sektor teknologi, menjadi penopang terbesar IHSG dengan mencapai 5,8%. Sementara dari sisi saham, emiten telekomunikasi PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), emiten konglomerasi Prajogo Pangestu PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), dan PT DCI Indonesia Tbk (DCII) menjadi penopang IHSG di sesi I hari ini masing-masing mencapai 22,1, 9,6, 9,3, dan 6,1 indeks poin.

Penopang IHSG di Sesi I Hari Ini

Sektor Teknologi

Sektor teknologi menjadi pusat perhatian karena menjadi penopang terbesar IHSG. Ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap industri teknologi. Teknologi memiliki potensi yang besar untuk mengubah berbagai aspek kehidupan. Misalnya, perkembangan teknologi cloud computing telah mengubah cara bisnis beroperasi. Cloud computing memungkinkan perusahaan untuk menghemat biaya dan meningkatkan efisiensi. Selain itu, teknologi artificial intelligence juga mulai banyak digunakan dalam berbagai industri. AI dapat membantu perusahaan dalam analisis data, pengambilan keputusan, dan meningkatkan kinerja.

Emiten Telekomunikasi

Emiten telekomunikasi seperti PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) juga menjadi penopang penting IHSG. Telekomunikasi merupakan sektor yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Telepon seluler telah menjadi alat yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan kita. TLKM memiliki infrastruktur yang kuat dan memberikan layanan telekomunikasi yang baik. Mereka terus mengembangkan teknologi untuk memenuhi kebutuhan pengguna. Selain itu, mereka juga berusaha untuk meningkatkan kualitas layanan dan menghemat biaya bagi pengguna.

Emiten Konglomerasi

Emiten konglomerasi seperti Prajogo Pangestu PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) juga berkontribusi signifikan terhadap IHSG. Konglomerasi memiliki keunggulan dalam berbagai bidang. BREN, misalnya, beroperasi dalam bidang renewable energy. Renewable energy menjadi tren yang semakin populer karena dampaknya terhadap lingkungan. BREN berusaha untuk mengembangkan sumber energi terbarukan seperti solar dan angin. Ini tidak hanya membantu melestarikan lingkungan tetapi juga memberikan peluang bisnis yang besar.

Emiten Teknologi Lain

Emiten teknologi seperti PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan PT DCI Indonesia Tbk (DCII) juga menjadi penopang IHSG. GOTO telah mengubah cara kita berbelanja dan bertransaksi. Mereka memberikan platform yang mudah digunakan dan memberikan pengalaman pelanggan yang baik. DCII juga memiliki potensi dalam bidang teknologi. Mereka berusaha untuk mengembangkan teknologi yang inovatif dan memberikan solusi bagi masalah di industri.IHSG berhasil bangkit dan melesat setelah empat hari beruntun merana dan bertahan di level psikologis 7.100. Melesatnya IHSG terjadi di tengah wait and see investor menanti keputusan suku bunga terbaru dari bank sentral China (People’s Bank of China/PBoC) dan Bank Indonesia (BI) pada Rabu besok. Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI akan mulai hari ini hingga Rabu besok. Salah satu hal yang ditunggu pelaku pasar adalah soal keputusan suku bunga BI (BI rate) periode November 2024. Pada Oktober lalu, BI menahan suku bunganya di level 6% dengan Suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%. Keputusan ini konsisten dengan arah kebijakan moneter untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi dalam sasaran 2,5% pada 2024 dan 2025. Kebijakan tersebut ditujukan juga untuk mendukung pertumbuhan ekonomi serta menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Fokus kebijakan moneter jangka pendek ini pada stabilitas nilai tukar rupiah karena meningkatnya ketidakpastian para keuangan global. Selain BI, pasar juga menanti kebijakan suku bunga terbaru PBoC, di mana bank sentral Negeri Panda tersebut juga akan mengumumkan kebijakan suku bunga terbarunya besok. China lewat Loan Prime Rate (LPR) tenor satu dan lima tahun diperkirakan pasar masih akan menahan suku bunganya masing-masing sebesar 3,1% dan 3,6% setelah sebelumnya memangkas suku bunganya dari 3,35% dan 3,85%. Untuk diketahui, LPR satu tahun memengaruhi pinjaman perusahaan dan sebagian besar pinjaman rumah tangga di China, sementara LPR lima tahun digunakan sebagai acuan untuk suku bunga hipotek. Langkah ini sudah diperkirakan. Sebelumnya, Gubernur PBoC, Pan Gongsheng, telah mengindikasikan bahwa tingkat suku bunga acuan pinjaman akan dipangkas 20 hingga 25 basis poin (bps).CNBC INDONESIA RESEARCH[email protected]Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
More Stories
see more