Pasar
Tentang Permintaan untuk Mengganti Nama Bank Tabungan Negara menjadi Bank Perumahan Rakyat
2024-11-16
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) telah menerima permintaan untuk mengganti nama menjadi Bank Perumahan Rakyat. Usulan ini berasal dari Menteri Perumahan dan Kawasan Pemukiman (PKP) Maruarar Sirait atau biasa disebut Ara. Dalam pertemuan di Menara BTN, beberapa tokoh penting hadir, seperti Direktur Utama BTN Nixon Napitulu, Menteri Dalam (Mendagri) Tito Karnavian, dan Menteri ATR/BPN Nusron Wahid.
Mengganti Nama Bank: Implikasi dan Strategi
Pertemuan Strategi Program 3 Juta Rumah
Dalam pertemuan tersebut, mereka membahas secara garis besar soal strategi program 3 juta rumah per tahun yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto. Ara mengaku telah bertemu dengan Nixon sebanyak enam kali sejak dia dilantik sebagai Menteri PKP. Dia meminta Nixon untuk menjelaskan beberapa permintaan industri yang dapat mendorong Kredit perumahan Rakyat (KPR) di Indonesia. Contohnya, pengecualian PPN perumahan 11% untuk perumahan rakyat, PPH 2,5% bisa dihilangkan, serta retribusi 2,5% juga bisa hilang. Dengan berbagai keringanan tersebut, Nixon menargetkan biaya produksi dari developer bisa dikurangi hingga 21%. Hal ini diharapkan dapat menekan harga KPR agar lebih terjangkau bagi masyarakat.Peran Industri dalam Program 3 Juta Rumah
Ara mengatakan berbagai masukan dari industri akan menjadi catatan bagi pemerintah. Ia yakin pemerintah bersama BTN bisa mengentaskan berbagai permasalahan tersebut. Fokus kementeriannya saat ini adalah merealisasikan program 3 juta rumah per tahun yang akan dimulai pada awal 2025. Perinciannya, 2 juta rumah akan dibangun di desa dan 1 juta akan dibangun di perkotaan. Maruarar mengatakan untuk merealisasikan program ini akan dibentuk dua Dirjen. Masing-masing Dirjen dapat fokus dengan pekerjaan dan tugasnya masing-masing.Kredit Perumahan Rakyat (KPR) di BTN
Sementara itu, Nixon memaparkan BTN sejauh ini sudah mengakadkan KPR untuk 5,5 juta unit, baik melalui pembiayaan rumah subsidi, non-subsidi, KPR konvensional, hingga KPR syariah. Dia menjelaskan ada tren angka KPR yang melonjak dilakukan oleh perempuan, yaitu sebanyak 35,5%. Sementara kaum milenial yang membeli rumah pertama sebesar 76,7%.