Pasar
Transformasi Dharma Polimetal: Menyambut Masa Depan Kendaraan Listrik di Indonesia
2024-11-15
Dalam dunia industri otomotif yang terus berevolusi, PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA) milik konglomerat TP Rachmat telah menunjukkan kemampuannya untuk beradaptasi dengan perubahan. Meskipun menghadapi penurunan laba bersih pada kuartal III tahun ini, perusahaan ini telah mengambil langkah-langkah strategis untuk memanfaatkan peluang yang muncul dari pertumbuhan industri kendaraan listrik di Indonesia.

Menyambut Masa Depan Kendaraan Listrik di Indonesia

Menghadapi Tantangan Penjualan Mobil

Dharma Polimetal mencatat penurunan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada kuartal III tahun ini sebesar Rp412,07 miliar, atau turun 20,66% secara tahunan (yoy). Presiden Direktur Dharma Polimetal, Irianto Santoso, menjelaskan bahwa penurunan kinerja penjualan dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk penurunan penjualan mobil lebih dari 15% yoy. Selain itu, target penjualan mobil nasional tahun ini juga turun menjadi hanya 850.000 unit.Namun, Irianto melihat bahwa aturan pemerintah mengenai syarat TKDN telah membuka peluang besar untuk pertumbuhan bisnis DRMA ke depan. Selain itu, penggunaan sepeda motor listrik di Indonesia juga terus menunjukkan peningkatan yang signifikan setiap tahunnya. Menurut catatan Kementerian Perindustrian, sebanyak 172 ribu unit kendaraan motor listrik telah melintasi jalanan di Indonesia di tahun 2024, naik sekitar 48% dibandingkan tahun sebelumnya.

Memperkuat Fokus pada Kendaraan Listrik

Melihat peluang-peluang tersebut, DRMA telah semakin mempertajam fokus dalam mengincar berbagai peluang bisnis di segmen kendaraan listrik. Melalui ekosistem kolaboratif Dharma Connect (DC), DRMA terbagi dalam lima segmen, yaitu DC Battery (battery pack & energy storage system), DC Power (slow & fast charging station), DC Motor (BLDC Hub & Mid Drive Motor), DC Solar, dan DC Cross (2W & 4W EV Conversion).Salah satu langkah strategis DRMA adalah meningkatkan efisiensi produksi. Anak perusahaan DRMA, PT Dharma Controlcable Indonesia (DCI), baru-baru ini telah meningkatkan lini produksi battery pack menjadi sepenuhnya otomatis. Melalui investasi yang berfokus pada produksi battery pack untuk sepeda motor listrik (2W EV) dan sistem penyimpanan energi baterai, DRMA berharap dapat menggenjot pendapatan dari produksi battery pack seiring dengan pertumbuhan industri kendaraan listrik di Indonesia.Selain itu, anak perusahaan lainnya, PT Dharma Precision Parts (DPA), telah membangun pabrik baru yang akan melipatgandakan area produksinya. Pabrik baru ini akan menjadi tempat produksi motor BLDC (Brushless Direct Current), yaitu penggerak utama (motor) untuk kendaraan listrik 2W. Saat ini, BLDC yang diproduksi oleh DRMA telah digunakan dalam bisnis konversi kendaraan 2W berbahan bakar ICE menjadi EV. Dengan beroperasinya pabrik baru ini, DRMA akan memiliki sumber pendapatan baru.

Menjawab Kebutuhan Pasar Kendaraan Listrik

Irianto menegaskan bahwa battery pack dan BLDC merupakan kunci dari proyek konversi kendaraan listrik roda dua DRMA, dengan tujuan untuk menciptakan jalur penjualan baru bagi Perseroan. Dengan semakin kencangnya derap pertumbuhan industri kendaraan listrik di Indonesia, DRMA berharap dapat memanfaatkan peluang ini untuk meningkatkan kinerja keuangan dan memperkuat posisinya sebagai pemain utama di industri komponen otomotif.Selain itu, Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Airlangga Hartanto juga telah mengusulkan untuk melanjutkan beberapa insentif prioritas pada tahun 2025, yang akan semakin mendorong pertumbuhan industri kendaraan listrik di Indonesia. Hal ini menunjukkan dukungan pemerintah yang kuat terhadap perkembangan teknologi kendaraan listrik di negara ini.Dengan langkah-langkah strategis yang diambil oleh DRMA, serta dukungan pemerintah yang semakin kuat, perusahaan ini diharapkan dapat memanfaatkan peluang yang ada dan menjadi pemain kunci dalam transformasi industri otomotif di Indonesia, khususnya dalam segmen kendaraan listrik.
More Stories
see more