Peristiwa cuaca ekstrem yang terjadi di Kabupaten Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara, telah menimbulkan kerusakan signifikan pada infrastruktur dan fasilitas umum. Hujan deras disertai angin kencang mengakibatkan puluhan unit rumah rusak serta menumbangkan belasan pohon, yang mempengaruhi pasokan listrik dan lalu lintas jalan raya. Meskipun tidak ada korban jiwa, dampak ini tetap menciptakan situasi darurat bagi masyarakat setempat.
Hujan lebat dan angin kencang yang melanda wilayah Kolaka Utara menyebabkan kerusakan serius pada berbagai bangunan. Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat sebanyak 29 unit rumah dan satu sekolah mengalami kerusakan. Sebagian besar kerusakan terjadi pada atap rumah warga, dengan beberapa unit kehilangan seluruh penutup atapnya. Situasi ini menunjukkan betapa parahnya dampak cuaca ekstrem terhadap struktur bangunan di daerah tersebut.
Dalam detail lebih lanjut, BPBD melaporkan bahwa 9 unit rumah rusak di Desa Tobaku, 1 unit di Desa Simbula, dan 7 unit di Desa Meeto. Salah satu rumah, milik Baharuddin di Desa Meeto, mengalami kerusakan berat. Sementara itu, di Kecamatan Lasusua, 11 unit rumah dan 1 sekolah juga mengalami kerusakan sedang. Atap-atap rumah terbang hingga puluhan meter akibat angin kencang. Namun, tidak ada laporan korban jiwa dalam insiden ini. Tim BPBD langsung merespons dengan mendirikan posko bantuan untuk membantu warga terdampak.
Selain kerusakan pada rumah dan sekolah, cuaca ekstrem ini juga mengganggu pasokan listrik dan aliran lalu lintas. Belasan pohon tumbang di Kecamatan Lasusua, menimpa jaringan listrik PLN dan memblokir jalur Trans Sulawesi di Desa Rantelimbong. Hal ini mengakibatkan pemadaman listrik dan kemacetan total di jalan utama setempat. Situasi ini memerlukan upaya cepat dari petugas terkait untuk mengembalikan normalitas.
Pohon-pohon yang tumbang bukan hanya mempengaruhi pasokan listrik, namun juga menghalangi jalur transportasi penting. Kabel jaringan listrik di Desa Awo putus akibat ditekan pohon tumbang, menyebabkan pemadaman listrik yang masih berlangsung hingga saat ini. Petugas PLN telah bergerak cepat ke lokasi untuk melakukan perbaikan. Di sisi lain, jalan Trans Sulawesi di Desa Rantelimbong dapat dilalui kembali setelah lumpuh beberapa jam. Namun, di tanjakan Balimbing, mobil harus bergiliran karena adanya kabel listrik yang melintang, nyaris menyentuh permukaan jalan. Kapolsek Lasusua, AKP Adianto, mengonfirmasi bahwa kondisi jalan sudah mulai membaik, meski masih membutuhkan pengaturan lalu lintas.