Penyanyi asal Islandia, Björk, kembali mengungkapkan pandangannya tentang dampak negatif industri streaming musik terhadap para seniman. Dalam wawancara terbaru dengan media Swedia, Björk mengecam platform digital seperti Spotify sebagai salah satu hal paling merugikan bagi musisi masa kini. Selain itu, ia juga membahas pendekatannya terhadap proses kreatif dan bagaimana privasi menjadi faktor penting dalam menciptakan karya yang berkualitas.
Pada tanggal 24 Januari 2025, film konser terbarunya, Cornucopia, akan debut secara langsung di sebuah platform digital. Saat mempromosikan acara ini, Björk tidak ragu untuk berbicara tentang pandangan kritisnya terhadap platform musik digital. Menurutnya, layanan streaming seperti Spotify telah memberikan dampak buruk bagi komunitas musisi. Ia menekankan bahwa musisi membutuhkan ruang privasi untuk berkembang dan menciptakan karya tanpa tekanan eksternal.
Seniman ini juga menjelaskan bahwa proses kreatif seharusnya dapat dilakukan dalam lingkungan yang mendukung pertumbuhan organik. "Kita perlu waktu dan ruang untuk bereksplorasi tanpa ada mata yang mengawasi setiap gerak langkah kita," ungkap Björk. Ia menambahkan bahwa privasi sangat penting agar kreativitas dapat berkembang secara alami dan tanpa beban.
Dengan sikap tegas tersebut, Björk menyoroti pentingnya melindungi integritas kreatif musisi dari tekanan pasar dan ekspektasi publik yang sering kali membebani proses penciptaan musik.
Dari perspektif seorang jurnalis, pandangan Björk mengenai industri streaming musik memberikan pemahaman baru tentang tantangan yang dihadapi oleh para musisi di era digital ini. Kritiknya bukan hanya sekadar protes, tetapi juga mengajak kita untuk berpikir lebih dalam tentang bagaimana teknologi dan kapitalisme dapat mempengaruhi proses kreatif seseorang. Ini menginspirasi kita untuk mencari cara-cara baru dalam mendukung dan mempromosikan seni tanpa mengorbankan esensi kreativitas itu sendiri.