Haji Isam awalnya dikenal sebagai orang yang hidup susah. Belum lama lalu, dia mencari uang dengan menjadi tukang ojek dan operator alat berat. Namun, perjalanan hidupnya berubah ketika dia berkenalan dengan penambang batu bara lokal bernama Johan Maulana.
Sejak 2001, dia ikut Johan untuk belajar cara mengelola pertambangan. Dua tahun kemudian, dia dipinjami modal oleh Johan untuk menyewa alat berat. Kemudian, dia menjadi kontraktor pelaksana PT Arutmin Indonesia, bagian dari PT Bumi Resources Tbk yang dimiliki keluarga Banrie, lewat CV Jhonlin Baratama. Usahanya terus berkembang dan berubah menjadi PT Jhonlin Baratama.
Omset perusahannya biasanya mencapai Rp 400 miliar per bulan. Di antara bisnisnya, ada Jhonlin Air Transport dengan dua Fokker dan dua helikopter, serta Jhonlin Marlinememiliki 16 kapal tongkang batu bara. Jhonlin Agromandiri juga mengelola bidang agrobisnis yakni bisnis perkebunan kelapa sawit. Selain itu, dia memiliki pabrik biodiesel bernilai Rp 2 triliun lewat Jhonlin Agro Raya Tbk. Dan, dia juga memiliki pabrik gula di Kabupaten Bombana Sulawesi Tenggara.
Presiden Joko Widodo sendiri pernah meninjau dan meresmikannya pada akhir 2020. Usahanya kian berkembang dan dia kini dianggap sebagai salah satu orang kaya di Kalimantan Selatan.
Dia diketahui mengantongi kekayaan mencapai lebih dari Rp 1 triliun. Perjalanan hidupnya dari susah menjadi kaya adalah sebuah inspirasi bagi banyak orang. Dia menunjukkan bahwa dengan kerja keras dan keberanian, seseorang bisa mencapai keberhasilan.
Usahanya tidak hanya menguntungkan dirinya sendiri, tetapi juga memberikan kontribusi pada berbagai bidang seperti pertambangan, transportasi, dan agrobisnis.