Berbagai faktor global terus mempengaruhi kondisi pasar keuangan, termasuk di Indonesia. Kebijakan perdagangan dan energi dari Amerika Serikat hingga ketegangan geopolitik di Timur Tengah telah menekan aliran investasi ke negara-negara berkembang seperti Indonesia. Meski demikian, ekonomi domestik masih memiliki fundamental yang kuat, yang mendorong optimisme investor asing. Diskusi antara Anneke Wijaya dan Antony Dirga, Direktur Utama Trimegah Asset Management, mengulas dampak kebijakan AS dan prospek investasi di Indonesia.

Di tengah situasi yang tidak menentu ini, berbagai isu internasional menjadi perhatian utama bagi para pelaku pasar. Salah satu topik yang mendapat sorotan adalah kebijakan impor dan energi yang diterapkan oleh pemerintahan AS. Selain itu, konflik di kawasan Timur Tengah juga turut memperburuk situasi dengan meningkatkan ketidakpastian global. Tingkat suku bunga yang tinggi menjadi faktor lain yang menekan minat investasi di pasar emerging. Namun, meski menghadapi tantangan tersebut, ekonomi Indonesia tetap didukung oleh fundamental yang kuat.

Ketika ditanya tentang arah kebijakan moneter AS, Antony Dirga menyoroti ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga Federal Reserve. Menurutnya, ada prediksi bahwa The Fed akan melakukan dua kali penurunan suku bunga dalam waktu dekat. Meskipun begitu, Bank Indonesia (BI) masih harus mempertimbangkan perkembangan pasar secara lebih luas sebelum membuat keputusan serupa. Hal ini mencerminkan kompleksitas hubungan antara kebijakan moneter global dan lokal.

Pada akhirnya, dinamika ekonomi global dan kebijakan AS memiliki pengaruh signifikan terhadap prospek investasi di Indonesia. Meski adanya tekanan dari luar negeri, fundamental ekonomi nasional tetap menjadi penopang utama. Para pelaku pasar tetap optimis bahwa dengan strategi yang tepat, Indonesia dapat menjaga daya tariknya sebagai destinasi investasi yang menjanjikan. Diskusi ini memberikan wawasan penting tentang bagaimana Indonesia bisa mengelola tantangan global sambil mempertahankan pertumbuhan ekonominya.