Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami peningkatan signifikan pada akhir perdagangan Rabu, 22 Januari 2025. Peningkatan ini didorong oleh harapan terhadap kebijakan baru yang akan diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump serta revisi aturan Devisa Hasil Ekspor (DHE) di Indonesia. IHSG melonjak 1,05% ke posisi 7.257,13, dengan nilai transaksi mencapai sekitar Rp 11,9 triliun. Sektor teknologi dan infrastruktur menjadi penopang utama kenaikan ini, sementara saham-saham seperti PT Amman Mineral Internasional Tbk, PT Telkom Indonesia, dan PT Bank Mandiri juga berkontribusi besar. Pasar menantikan dampak dari "Trump Effect" dan peluang ekonomi global, termasuk musim laporan keuangan emiten.
Bursa saham Indonesia menunjukkan performa positif di tengah ekspektasi terhadap kebijakan Presiden AS Donald Trump. Peluncuran periode kedua pemerintahan Trump membawa kompleksitas tersendiri bagi pasar global, namun investor mulai merasa lebih akrab dengan pola kebijakan kontroversialnya. Direktur Capital Market Mandiri Sekuritas, Silva Halim, menyatakan bahwa meski ada ketidakpastian, valuasi saham yang menarik dan imbal hasil dividen tinggi membuat investor tetap optimistis. Sebagai contoh, sektor energi dan infrastruktur mendapat dorongan kuat dari fokus pro-growth Trump. Ini dapat membuka peluang ekspor Indonesia, terutama di sektor komoditas, dengan proteksionisme perdagangan Trump justru membantu diversifikasi perdagangan ke negara-negara lain seperti China.
Dalam negeri, revisi aturan Devisa Hasil Ekspor (DHE) diharapkan menjadi alat baru untuk memperkuat nilai tukar rupiah. Peraturan Pemerintah (PP) No.36 Tahun 2023 tentang DHE telah direvisi, mewajibkan eksportir untuk menempatkan seluruh devisa hasil ekspor mereka di dalam negeri. Langkah ini bertujuan meningkatkan pasokan dolar di Indonesia, sehingga rupiah lebih tahan terhadap tekanan global. Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengumumkan bahwa perubahan ini akan berlaku mulai 1 Maret 2025 untuk sektor mineral, batu bara, perikanan, dan perkebunan. Dengan demikian, dana yang biasanya dialihkan ke Singapura atau negara lain kini akan tetap berada di Indonesia, memberikan dukungan tambahan bagi ekonomi domestik.
Musim laporan keuangan kuartal IV-2024 dan tahunan 2024 yang segera dimulai juga ditunggu sebagai sentimen positif bagi pasar. Performa yang baik akan meningkatkan kepercayaan investor, mendorong gerakan positif saham. Penyediaan informasi finansial yang transparan dan akurat akan menjadi kunci dalam mempertahankan minat investor, terutama di tengah volatilitas semester pertama 2025. Dengan semua faktor ini, pasar saham Indonesia tampak siap untuk menghadapi tantangan dan peluang di masa mendatang.