Pasar
Diskon 12.12! IHSG Koreksi 0,94% di Jakarta
2024-12-12
Jakarta, CNBC Indonesia - Pada hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penutupan yang hampir 1% karena saham-saham perbankan big caps mengalami kompak. Sampai penutupan perdagangan Kamis (12/12/2024), IHSG turun 0,94% dan berada pada posisi 7.394,23. Depresiasi pada hari ini mengakhiri tren penguatan IHSG selama tiga hari berturut-turut.

Dampak Inflasi dan Perbankan pada IHSG

Sektor-Sektor yang Berpengaruh

Dalam sektor-sektor, financial dan healthcare menjadi beban IHSG paling dalam. Financial mengalami koreksi 2,19% dan healthcare 1,62%. Sementara itu, sektor consumer non cyclicals, industrial, real estate, dan technology terkoreksi di kisaran 0,6% - 0,9%. Tetapi ada empat sektor yang masih mempertahankan penguatan, seperti utilities 1,36%, consumer cyclicals 0,55%, energy 0,46%, dan basic materials 0,39%.Para investor perlu memahami dampak sektor-sektor ini terhadap IHSG. Financial, yang merupakan salah satu sektor yang mengalami depresi, memiliki pengaruh yang signifikan pada indeks secara keseluruhan. Hal ini disebabkan oleh kondisi pasar dan faktor-faktor ekonomi yang berubah.

Konstituen Saham Perbankan

Secara konstituen saham, empat perbankan big caps menjadi laggard IHSG paling banyak. Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) turun sebanyak 17,37 poin, diikuti oleh saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) 16,35 poin, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) 15,64 poin, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) 6,97%. Kondisi ini menunjukkan bahwa perbankan menjadi fokus utama dalam pergerakan IHSG.Faktor-faktor seperti kinerja perusahaan, kebijakan keuangan bank, dan kondisi pasar secara luas mempengaruhi pergerakan saham perbankan. Investor harus memperhatikan faktor-faktor ini untuk dapat membuat keputusan investasi yang lebih bijak.

Inflasi AS dan Dampaknya

IHSG melemah di tengah inflasi AS yang tumbuh sesuai dengan ekspektasi pasar. Semalam waktu Indonesia, Biro Statistik Tenaga Kerja AS melaporkan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan lalu tumbuh 2,7% secara tahunan (year-on-year/yoy) dan 0,3% secara bulanan (month-to-month/mtm). Inflasi inti tidak termasuk biaya pangan dan energi juga tumbuh 3,3% (yoy) pada November lalu dan 0,3% (mtm) pada bulan itu.Inflasi memiliki dampak yang signifikan pada pasar. Jika inflasi terus meningkat, maka bank sentral mungkin akan mengambil tindakan untuk menaikkan suku bunga. Hal ini akan berdampak pada keuangan perusahaan dan investor secara keseluruhan.

Perspekif Perubahan Suku Bunga

Dengan tumbuhnya inflasi sesuai prediksi, pasar berharap bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan menurunkan suku bunga acuan pinjaman jangka pendeknya. Berdasarkan perangkat CME FedWatch, probabilitas pasar yang memperkirakan pemangkasan suku bunga lebih lanjut oleh The Fed pada pertemuan pekan depan nyaris mencapai 100%.Ini adalah perubahan yang penting bagi investor. Jika suku bunga turun, maka bisa meningkatkan keuntungan investasi dan mempengaruhi perilaku investor. Namun, jika suku bunga naik, maka akan menimbulkan tantangan bagi investor.Dalam keseluruhan, kondisi pasar saat ini adalah sangat kompleks. Investor harus memahami berbagai faktor-faktor yang mempengaruhi IHSG, termasuk sektor-sektor, konstituen saham, dan inflasi. Dengan memahami kondisi pasar ini, investor dapat membuat keputusan investasi yang lebih bijak dan mengoptimalkan keuntungan mereka.
More Stories
see more