Pasar
Ekspor Indonesia: Tantangan dan Harapan Terhadap Perpanjangan Kewajiban Devisa Hasil Ekspor
2025-01-19

Pemerintah Indonesia merencanakan perpanjangan kewajiban bagi para eksportir untuk menyimpan devisa hasil ekspor (DHE) di dalam negeri selama setidaknya satu tahun. Saat ini, periode tersebut hanya berlaku selama tiga bulan. Ketua Umum Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI), Benny Soetrisno, menyoroti tantangan yang mungkin dihadapi oleh sektor industri akibat kebijakan baru ini. Menurutnya, tidak semua sektor memiliki likuiditas yang cukup untuk mematuhi aturan ini, terutama sektor komoditas dengan siklus perdagangan singkat. Selain itu, insentif yang ditawarkan pemerintah saat ini belum cukup menarik untuk mendukung implementasi kebijakan tersebut.

Benny menjelaskan bahwa sektor-sektor tertentu, seperti industri komoditas, mengalami siklus perdagangan yang relatif cepat, biasanya hanya tiga bulan. Dengan perpanjangan penyimpanan devisa menjadi satu tahun, beban kas perusahaan dapat meningkat secara signifikan. "Bagi sektor-sektor yang memiliki siklus pendek, penahanan dana selama satu tahun akan sangat memberatkan," ujar Benny. Dia menambahkan bahwa hal ini bisa mempengaruhi operasional dan pertumbuhan bisnis jika likuiditas terbatas.

Selain masalah likuiditas, Benny juga menyoroti pentingnya insentif yang lebih menarik dari pemerintah. "Untuk membuat kebijakan ini berhasil, insentif harus lebih besar daripada biaya modal yang dibutuhkan oleh perusahaan," katanya. Benny berharap bahwa pemerintah akan mempertimbangkan umpan balik dari pengusaha dan menyesuaikan insentif agar lebih menarik, sehingga eksportir lebih bersemangat untuk mematuhi aturan baru.

Dalam diskusi dengan Anneke Wijaya dalam acara Power Lunch di CNBC Indonesia, Benny menekankan pentingnya kepastian hukum dan dukungan pemerintah bagi sektor yang terdampak. Dia berpendapat bahwa dialog antara pemerintah dan pengusaha sangat penting untuk mencapai solusi yang saling menguntungkan. Benny berharap bahwa melalui kolaborasi, kebijakan baru ini dapat dirancang dengan lebih hati-hati untuk meminimalkan dampak negatif pada sektor industri dan memaksimalkan manfaat ekonomi bagi negara.

Kebijakan perpanjangan penyimpanan devisa hasil ekspor merupakan langkah strategis pemerintah untuk meningkatkan stabilitas ekonomi nasional. Namun, pelaksanaannya memerlukan pertimbangan matang, terutama terkait dampak langsung pada sektor industri. Benny Soetrisno menegaskan bahwa keberhasilan kebijakan ini bergantung pada keseimbangan antara kebutuhan pemerintah dan kemampuan sektor usaha. Melalui kolaborasi yang erat, diharapkan solusi yang tepat dapat ditemukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

More Stories
see more