Pasar
Kisah Inspiratif Jensen Huang: Dari Anak Imigran hingga Orang Terkaya ke-10 di Dunia
2025-01-19

Jensen Huang, pendiri dan CEO Nvidia, telah mencapai puncak kesuksesan dengan total kekayaan sebesar US$ 120,2 miliar. Perjalanan panjang Huang dimulai dari masa sulit sebagai anak imigran di Amerika Serikat hingga mendirikan perusahaan teknologi raksasa yang berperan penting dalam pengembangan teknologi modern seperti AI, metaverse, dan mobil otonom. Artikel ini mengungkap kisah hidupnya, mulai dari perjuangan belajar bahasa Inggris bersama ibunya hingga kesederhanaannya meski sudah menjadi salah satu orang terkaya di dunia.

Pelajaran Hidup dari Ibu: Kunci Sukses Jensen Huang

Huang lahir di Taiwan pada tahun 1963 dan pindah ke Amerika Serikat saat berusia 9 tahun. Di sana, dia menghadapi tantangan besar untuk beradaptasi dengan lingkungan baru, termasuk mempelajari bahasa Inggris. Berkat dukungan ibunya, Huang berhasil menguasai bahasa tersebut melalui metode pembelajaran harian yang disiplin. Meskipun awalnya mengalami perundungan karena asal-usulnya, Huang tetap fokus dan menemukan minatnya di bidang teknologi. Setelah lulus kuliah, dia bekerja di Advanced Micro Devices sebelum mendirikan Nvidia pada tahun 1993.

Berawal dari situasi sulit, Huang mendapatkan pelajaran berharga tentang ketekunan dan dedikasi dari ibunya. Ia menjelaskan bahwa setiap hari, ibunya memberinya sepuluh kata baru dalam bahasa Inggris untuk dipelajari. Metode ini membantu Huang menguasai bahasa Inggris dan membuka jalan menuju pendidikan tinggi di Oregon State University. Selanjutnya, dia bergabung dengan Advanced Micro Devices, tempat ia mengasah keterampilannya dalam teknologi semikonduktor. Pengalaman ini menjadi fondasi kuat bagi pendiriannya Nvidia, yang kemudian berkembang menjadi perusahaan teknologi global.

Kesederhanaan dalam Kesuksesan: Gaya Hidup Rendah Hati Jensen Huang

Di tengah kesuksesan yang luar biasa, Huang tetap mempertahankan gaya hidup sederhana dan rendah hati. Dia sering ditemukan makan di warung pinggir jalan, bukan restoran mewah. Contohnya adalah kunjungannya ke Vietnam pada Desember 2023, di mana dia memilih untuk menikmati makanan lokal di kaki lima daripada acara makan malam mewah yang sudah disiapkan. Ini menunjukkan komitmennya terhadap nilai-nilai sederhana dan keinginannya untuk tetap dekat dengan masyarakat.

Huang tidak hanya mempertahankan kesederhanaan dalam gaya hidupnya, tetapi juga dalam interaksi sehari-hari. Dia kerap kali terlihat memakai pakaian kasual seperti kaos dan jeans hitam, tanpa tanda-tanda kemewahan. Menurut Hoang Anh Tuan, diplomat yang menemani kunjungannya ke Vietnam, Huang lebih memilih makanan kaki lima dengan rasa autentik daripada hidangan gourmet. Ini menjadi contoh unik bagaimana Huang tetap rendah hati dan menghargai budaya lokal, meski telah mencapai puncak kesuksesan. Keberhasilan Huang tidak hanya tercermin dalam kekayaan material, tetapi juga dalam sikap dan perilaku yang inspiratif.

More Stories
see more