Pasar
Adaro Energy Indonesia Membagikan Dividen Jumbo, Bukti Kinerja Perusahaan yang Memukau
2024-11-07
Emiten tambang batu bara Adaro Energy Indonesia (ADRO) berencana membagikan dividen tunai tambahan yang nilainya fantastis kepada para pemegang saham. Perusahaan menyebut akan membagikan sebesar-besarnya US$ 2,63 miliar atau setara Rp41,4 triliun dan menunggu persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Dividen Jumbo Adaro, Bukti Kinerja Perusahaan yang Memukau

Spinoff Bisnis Batu Bara Termal, Kunci Pembagian Dividen Jumbo

Keputusan pembagian dividen tambahan kepada pemegang saham datang setelah perusahaan memperoleh persetujuan penjualan (spinoff) unit usaha batu bara termal Adaro Andalan Indonesia (AAI) oleh pemegang saham dalam RUPS Luar Biasa (RUPSLB) yang diadakan 18 Oktober 2024 lalu. Langkah ini merupakan bagian dari rencana Adaro untuk memisahkan bisnis pilar pertambangan dan beberapa bisnis pendukung di bawah AAI dengan pilar bisnis Adaro Minerals dan Adaro Green. Tujuannya adalah untuk mempertahankan sinergi dari integrasi bisnis-bisnis yang termasuk dalam sektor-sektor industri dengan keterkaitan yang lebih erat.Pembagian dividen tambahan masih menunggu persetujuan pemegang saham dalam RUPSLB yang akan diadakan 18 November 2024 mendatang. Dalam rapat tersebut, manajemen juga akan meminta persetujuan investor untuk melakukan penggantian nama perusahaan.

Saldo Laba Perusahaan, Sumber Dana Dividen Jumbo

Nilai dividen tambahan yang dibagikan ADRO jauh lebih besar dari besaran laba perusahaan hingga akhir September 2024 senilai US$ 1,18 miliar. Lalu dari mana uang untuk pembagian dividen diperoleh? Dalam keterangannya, perusahaan menyebut dividen akan diambil dari saldo laba perusahaan akhir tahun lalu yang nilainya mencapai US$ 5,15 miliar yang penggunaannya belum dicadangkan. Dalam laporan keuangan terbaru, angka tersebut naik menjadi US$ 5,93 miliar.Meski memiliki modal yang cukup untuk membayarkan dividen tambahan jumbo, perusahaan tidak menutup kemungkinan untuk membiayai aksi ini dengan pinjaman bank. Adaro menyatakan bahwa perusahaan memiliki saldo kas internal secara konsolidasian yang cukup untuk melaksanakan pembagian dividen tunai. Namun, dalam rangka pengelolaan dana kas internal dan arus kas yang efisien, tidak menutup kemungkinan Adaro juga dapat menggunakan pendanaan pihak ketiga jangka pendek untuk pembayaran sebagian dari dividen tunai.

Tantangan Adaro di Bisnis Batu Bara, Alasan Spinoff AAI

Adaro disebut-sebut kesusahan memperoleh pinjaman bank untuk ekspansi bisnis karena paparan tinggi di bisnis penghasil emisi karbon jumbo. Sejumlah bank raksasa global dikabarkan menolak memberikan pinjaman kepada Adaro untuk pembangunan PLTU batu bara yang mengalirkan daya ke smelter aluminium di Kawasan Industri Hijau, Kalimantan Utara. Awal tahun lalu, sejumlah bank global termasuk DBS Singapura dan Standard Chartered disebut urung memberikan pinjaman ke Adaro.Proyek PLTU batu bara Adaro juga menarik perhatian aktivis lingkungan yang menyebut sebagai greenwashing. Greenwashing adalah strategi pemasaran dan komunikasi yang dilakukan perusahaan dalam rangka membangun citra ramah lingkungan, tetapi hal tersebut hanyalah palsu. Proyek ini juga menarik perhatian fans KPOP yang menyuarakan aksi boikot dan mendesak Hyundai, partner Adaro di smelter aluminium, untuk memperhatikan rantai pasoknya. Imbansnya Hyundai membatalkan perjanjian dengan Adaro di smelter alumina.Namun, Grup Adaro akhirnya diketahui berhasil memperoleh pinjaman sindikasi dari institusi keuangan senilai US$ 981,40 juta dalam dolar dan Rp 1,55 triliun dalam rupiah untuk membangun smelter aluminium. Perusahaan tidak merinci siapa saja anggota sindikasi, di mana Bank Mandiri bertindak sebagai agen fasilitas.Spinoff AAI merupakan langkah Adaro untuk memisahkan bisnis batu bara termal yang menghadapi tantangan pendanaan dan citra lingkungan. Dengan memisahkan bisnis ini, Adaro berharap dapat fokus mengembangkan pilar bisnis Adaro Minerals dan Adaro Green yang lebih ramah lingkungan dan memiliki prospek yang lebih cerah.
more stories
See more