Pasar
Ambisi Besar Bank Syariah Indonesia untuk Menjadi Pemain Dominan di Industri Perbankan Syariah
2024-10-29
PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbk (BRIS) memiliki ambisi yang besar untuk menjadi pemain dominan di industri perbankan syariah Indonesia. Dengan target pertumbuhan pembiayaan sebesar 12%-13% pada akhir 2024, BSI telah menyiapkan berbagai strategi untuk mewujudkan tujuan tersebut.
Memacu Pertumbuhan Pembiayaan Melalui Segmentasi dan Ekosistem yang Tepat
Fokus pada Segmen dan Sektor yang Menguntungkan
BSI telah mengidentifikasi beberapa segmen dan sektor yang menjadi fokus utama untuk mendorong pertumbuhan pembiayaan. Segmen konsumer, ritel, UMKM, serta produk emas dan gadai cicil emas menjadi prioritas karena dinilai memiliki potensi yang menguntungkan. Dengan strategi ini, BSI berharap dapat memanfaatkan peluang-peluang yang ada di pasar secara optimal.Memilih Sektor Korporasi dan Komersial dengan Ekosistem yang Mendukung
Selain segmen konsumer dan ritel, BSI juga fokus pada pertumbuhan pembiayaan korporasi dan komersial. Namun, dalam memilih sektor-sektor tersebut, BSI tidak asal-asalan. Mereka memilih sektor-sektor yang secara inheren memiliki potensi dan kemampuan untuk berkembang, serta memiliki ekosistem yang dapat dimanfaatkan dan terhubung dengan ekosistem BSI. Dengan demikian, BSI berharap dapat masuk ke sektor-sektor usaha yang memiliki prospek pertumbuhan yang baik.Koordinasi dengan Perusahaan Induk untuk Konsolidasi Eksposur
Selain itu, BSI juga berkoordinasi dengan perusahaan induk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, dalam konteks konsolidasi eksposur. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa strategi pembiayaan yang dijalankan oleh BSI sejalan dengan strategi grup secara keseluruhan. Dengan demikian, BSI dapat memaksimalkan sinergi dan menghindari tumpang tindih dalam penyaluran pembiayaan.Menjaga Persaingan yang Sehat Melalui Penentuan Harga yang Kompetitif
Untuk menjaga pertumbuhan pembiayaan yang sehat, BSI juga akan fokus pada menjaga tingkat persaingan yang sehat di industri perbankan syariah. Salah satu caranya adalah dengan menentukan harga pembiayaan yang kompetitif, sehingga BSI dapat bersaing secara sehat dengan para pesaing di pasar.Menjaga Kualitas Pembiayaan yang Baik dan Disiplin
Selain strategi pertumbuhan, BSI juga memastikan bahwa kualitas pembiayaan yang disalurkan tetap terjaga dengan baik. Mereka akan memastikan bahwa segmen-segmen yang menjadi tujuan pembiayaan memiliki kualitas yang baik dan resilien. Selain itu, BSI juga akan menjaga pedoman portofolio sesuai dengan proses segmen yang telah ditentukan, serta secara berkala mereview kriteria penerimaan risiko (risk acceptance criteria). Dengan demikian, BSI dapat mempertahankan kualitas pembiayaan yang baik dan disiplin yang tinggi.Hasil yang Membanggakan di Tengah Tantangan Industri
Strategi-strategi yang dijalankan oleh BSI telah membuahkan hasil yang membanggakan. Pada kuartal III tahun 2024, BSI mencatatkan lonjakan laba tahun berjalan sebesar 21,59%, dengan laba periode berjalan mencapai Rp 5,1 triliun. Angka ini meningkat signifikan dibandingkan dengan tahun 2023 yang hanya Rp 4,2 triliun.Selain itu, penyaluran pembiayaan BSI juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan, dari Rp239,69 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya menjadi Rp266,46 triliun pada kuartal III-2024. Hal ini menunjukkan bahwa strategi BSI dalam memacu pertumbuhan pembiayaan telah berjalan dengan baik.Meskipun mengalami peningkatan pembiayaan, BSI tetap mempertahankan kualitas kredit yang baik. Hal ini terlihat dari rasio NPF Gross BSI yang membaik dari 2,21% menjadi 1,97%. Sementara itu, dari sisi Dana Pihak Ketiga (DPK), BSI mencatatkan raihan sebanyak Rp 301,22 triliun, dengan rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) yang naik dari 88,31% menjadi 88,59%.Dengan berbagai strategi yang telah dijalankan, BSI optimistis dapat mencapai target pertumbuhan pembiayaan sebesar 12%-13% pada akhir 2024. Hal ini menunjukkan bahwa BSI memiliki ambisi yang besar untuk menjadi pemain dominan di industri perbankan syariah Indonesia.