Pasar
Inflasi Oktober Memecah Tren Deflasi, Tantangan Baru bagi Pemerintahan Baru
2024-11-01
Setelah mengalami deflasi selama lima bulan berturut-turut, Indeks Harga Konsumen (IHK) Indonesia akhirnya mencatat inflasi pada Oktober 2024. Hal ini tentunya menjadi perhatian bagi pemerintah dan pelaku pasar, mengingat tren deflasi yang berkepanjangan dapat berdampak negatif bagi perekonomian nasional.

Pemulihan Ekonomi Indonesia Masih Tersendat

Inflasi Oktober Memecah Tren Deflasi

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data IHK Indonesia periode Oktober 2024 yang menunjukkan tren deflasi telah berakhir. IHK Indonesia mengalami inflasi 0,08% (month to month/mtm) pada Oktober 2024 setelah sebelumnya tercatat deflasi selama lima bulan beruntun. Angka ini sesuai dengan perkiraan konsensus pasar yang memperkirakan IHK Oktober akan mengalami inflasi 0,03% (mtm). Inflasi pada Oktober dipicu oleh kenaikan sejumlah bahan pokok.Jika IHK (mtm) mencatat inflasi, maka ini menjadi inflasi pertama dalam enam bulan. Sebelumnya, Indonesia mengalami deflasi (mtm) selama lima bulan beruntun sejak Mei 2024. Catatan ini hanya lebih buruk dibandingkan pada 1999 atau era di mana Indonesia masih menghadapi dampak Krisis 1997/1998. Deflasi Mei-September 2024 juga menjadi catatan buruk periode-periode akhir Presiden Joko Widodo (Jokowi). Kondisi ini memicu kekhawatiran mengenai melemahnya daya beli.

Aktivitas Manufaktur Masih Tertekan

Selain data inflasi, rilis data ekonomi lainnya juga menjadi perhatian. Data Purchasing Managers' Index (PMI) yang dirilis S&P Global menunjukkan aktivitas manufaktur Indonesia kembali mengalami kontraksi pada Oktober 2024. PMI manufaktur Indonesia terkontraksi ke 49,2 pada Oktober 2024, tidak berubah dibandingkan September.Kontraksi ini memperpanjang masa koreksi manufaktur RI menjadi empat bulan beruntun. Terakhir kali Indonesia mencatat kontraksi manufaktur selama empat bulan beruntun adalah pada awal pandemi Covid-19 2020 di mana aktivitas ekonomi memang dipaksa berhenti untuk mengurangi penyebaran virus.S&P menjelaskan manufaktur Indonesia mengalami penurunan marginal dan tidak berubah angkanya karena melemahnya output, pesanan baru, dan tambahan lapangan pekerjaan. Kondisi ini mencerminkan lesunya pasar manufaktur serta tenaga kerja.

Tantangan Baru Bagi Pemerintahan Baru

Kontraksi PMI Manufaktur selama empat bulan beruntun pada Juli-Oktober 2024 juga menjadi awal berat bagi Presiden Prabowo Subianto yang baru dilantik pada 20 Oktober. Pemulihan ekonomi Indonesia yang masih tersendat akan menjadi tantangan besar bagi pemerintahan baru.Selain itu, tren deflasi yang baru saja berakhir juga menjadi catatan buruk bagi periode akhir pemerintahan Jokowi. Kondisi ini memicu kekhawatiran mengenai melemahnya daya beli masyarakat. Pemerintahan Prabowo harus segera mengambil langkah-langkah strategis untuk mendorong pemulihan ekonomi dan meningkatkan daya beli masyarakat.Berbagai rilis data ekonomi, baik dari dalam maupun luar negeri, akan menjadi perhatian utama bagi investor dan pelaku pasar dalam menilai prospek perekonomian Indonesia ke depan. Pemerintah harus mampu mengelola berbagai tantangan ini dengan baik agar pemulihan ekonomi dapat berjalan lebih cepat.
more stories
See more