Pasar
Peluang Investasi Energi Terbarukan di Pasar Modal Indonesia
2024-11-08
Industri energi terbarukan di Indonesia terus mengalami perkembangan yang signifikan. Berbagai perusahaan dalam negeri telah melakukan investasi dan pengembangan pembangkit listrik berbasis energi bersih, mulai dari skala kecil hingga besar. Kini, pasar modal menjadi salah satu alternatif pendanaan yang menarik bagi perusahaan-perusahaan tersebut untuk memperoleh modal guna mempercepat transisi energi di Indonesia.

Menjanjikan Pertumbuhan Berkelanjutan

Potensi Energi Terbarukan Indonesia yang Besar

Indonesia memiliki potensi sumber energi terbarukan yang sangat besar. Berdasarkan data Kementerian ESDM, potensi surya mencapai 3.295 gigawatt (GW), hidro 95 GW, bioenergi (biogas dan biomassa) 57 GW, bayu (angin) 155 GW, arus laut 60 GW, dan geotermal 24 GW. Total potensi energi terbarukan di Indonesia mencapai 3.686 GW. Sayangnya, pemanfaatan energi bersih saat ini baru mencapai 12,54 GW per 2023. Hal ini menunjukkan besarnya peluang pengembangan energi terbarukan di masa depan.Pemerintah juga telah menetapkan target bauran energi bersih yang ambisius, yaitu 23% pada 2025 dan 40% pada 2030. Dalam pidato perdana Presiden Prabowo Subianto, beliau juga menegaskan komitmen untuk mewujudkan swasembada energi, termasuk melalui pengembangan energi terbarukan. Kementerian ESDM bahkan menyatakan, dalam RUPTL 2025 – 2035, target bauran energi bersih minimal akan ditingkatkan menjadi 60%. Selain itu, PT PLN (Persero) juga berkomitmen untuk melibatkan swasta dalam pembangunan pembangkit energi bersih dengan kontribusi hingga 60%.

Perusahaan Energi Terbarukan Tumbuh Pesat

Seiring dengan dukungan kebijakan dan regulasi yang semakin kondusif, perusahaan-perusahaan energi terbarukan di Indonesia juga terus mengalami pertumbuhan yang signifikan. Tidak hanya perusahaan asing, namun juga banyak perusahaan dalam negeri yang telah mengembangkan pembangkit energi terbarukan, baik skala kecil maupun besar.Beberapa contoh perusahaan energi terbarukan yang telah melakukan penawaran saham perdana (IPO) di pasar modal Indonesia antara lain PT Kencana Energi Lestari Tbk (KEEN), PT Arkora Hydro Tbk (ARKO), PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN). Harga saham perusahaan-perusahaan tersebut telah meningkat setidaknya 30% sejak penawaran perdana hingga 30 September 2024.Selain itu, emiten energi terbarukan juga membukukan pertumbuhan laba bersih yang positif pada kuartal III/2024. Laba BREN senilai US$ 86,05 juta atau tumbuh 1,87% YoY, laba PGEO naik 0,36% YoY menjadi US$133,99 juta, dan laba KEEN naik 0,94% YoY menjadi US$12,82 juta. Hal ini menunjukkan kinerja yang semakin baik setelah mendapatkan pendanaan dari pasar modal.

Pasar Modal Sebagai Alternatif Pendanaan

Menurut Direktur Eksekutif IESR Fabby Tumiwa, pasar modal menjadi salah satu alternatif yang menarik bagi perusahaan energi terbarukan untuk memperoleh pendanaan dari investor. Namun, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi agar perusahaan dapat melantai di bursa efek.Perusahaan energi terbarukan yang akan melakukan IPO harus memiliki prospektus yang menarik, baik dari sisi kinerja operasional maupun keuangan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain memiliki portofolio proyek yang baik, pipeline proyek yang menjanjikan, prospek bisnis yang cerah, manajemen yang tertata, serta tata kelola perusahaan (GCG) yang baik. Selain itu, laporan keuangan perusahaan juga harus telah diaudit oleh kantor akuntan publik yang kredibel.Fabby menjelaskan, investor juga perlu memperhatikan faktor-faktor pendukung (enabling environment) yang akan mendorong pengembangan energi terbarukan di Indonesia, seperti kebijakan, regulasi, ekosistem bisnis, stabilitas negara, dan kondisi makroekonomi. Selain itu, investor juga harus melihat prospek pengembangan bisnis ke depan, daya saing, unique selling point, keahlian dan pengalaman manajemen, kredibilitas, kemitraan, serta strategi pengembangan dan pertumbuhan bisnis untuk mencapai profitabilitas berkelanjutan.Dengan memperhatikan berbagai faktor tersebut, pasar modal dapat menjadi alternatif pendanaan yang menarik bagi perusahaan-perusahaan energi terbarukan di Indonesia untuk mempercepat transisi energi bersih di tanah air.
more stories
See more