Pasar
Rugi KRAS Bengkak 201,6%, Menteri BUMN Erick Beberkan Penyebabnya
2024-11-05
Krakatau Steel, salah satu perusahaan BUMN terkemuka di Indonesia, menghadapi masa-masa sulit dengan kerugian yang terus membengkak. Meskipun telah melalui proses restrukturisasi pada tahun 2019, perusahaan ini masih belum mampu keluar dari bayang-bayang kesulitan keuangan. Berbagai faktor, mulai dari kebakaran pabrik hingga beban utang yang tinggi, telah menjadi penghalang bagi Krakatau Steel untuk mencapai kinerja yang sehat. Namun, dengan dukungan pemerintah dan upaya transformasi yang terus dilakukan, diharapkan perusahaan ini dapat segera menemukan jalan keluar dari krisis yang dihadapinya.

Memperkuat Daya Saing Krakatau Steel di Tengah Tantangan Industri Baja

Kerugian yang Membengkak: Analisis Kinerja Kuartal III 2024

Berdasarkan laporan keuangan yang diungkapkan, Krakatau Steel mencatat kerugian yang membengkak pada kuartal III tahun 2024. Rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk KRAS membengkak menjadi US$ 185,2 juta, naik 201,6% dari periode yang sama tahun 2023 yang sebesar US$ 61,4 juta. Penurunan pendapatan usaha sebesar 47,9% menjadi US$ 657,5 juta dan beban pokok pendapatan yang juga turun menjadi US$ 593,2 juta, mengakibatkan laba kotor KRAS hingga kuartal III turun 39,8% menjadi US$ 64,2 juta.Selanjutnya, setelah dikurangi beban penjualan, beban umum dan administrasi, serta pendapatan operasi lainnya, Krakatau Steel mencatat rugi operasi sebesar US$ 22,5 juta pada kuartal III, berbeda dari laba US$ 6,6 juta yang dicatat pada periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh masih belum beroperasinya pabrik HSM#1 yang menjadi sumber pendapatan utama Perseroan.

Tantangan Utang dan Restrukturisasi: Upaya Memperbaiki Posisi Keuangan

Selain kinerja operasional yang masih belum optimal, Krakatau Steel juga menghadapi tekanan dari sisi non-operasional. Beban keuangan yang tinggi sebesar US$ 94,40 juta, sebagai dampak dari masih tingginya utang restrukturisasi yang harus ditanggung Perseroan, menjadi salah satu faktor yang memberatkan. Selain itu, kinerja dari Entitas Asosisasi dan Ventura Bersama yang masih memberikan kontribusi rugi sebesar US$ 44,16 juta, serta rugi selisih kurs sebesar US$ 22,2 juta, turut menekan kinerja Krakatau Steel.Dari sisi posisi keuangan, total aset Krakatau Steel per 30 September 2024 tercatat sebesar US$ 2,75 miliar, turun 3,33% dibandingkan posisi akhir tahun 2023. Ekuitas juga turun 34,88% menjadi sebesar US$ 323,51 juta, sementara total liabilitas naik 3,33% menjadi sebesar US$ 2,43 miliar. Upaya restrukturisasi utang lanjutan diharapkan dapat diselesaikan segera pada akhir tahun 2024, sehingga dapat membantu memperbaiki posisi keuangan Perseroan.

Kebakaran Pabrik: Dampak Terhadap Kinerja Operasional

Selain tantangan keuangan, Krakatau Steel juga harus menghadapi dampak dari kebakaran yang terjadi di salah satu pabriknya. Menurut Menteri BUMN Erick Thohir, kebakaran ini telah mengganggu kinerja operasional Perseroan secara menyeluruh. Hal ini menjadi salah satu faktor yang turut menyebabkan kerugian yang dialami Krakatau Steel.Untuk mengatasi dampak kebakaran, Erick Thohir menyatakan bahwa pihaknya sedang mencari solusi, termasuk kemungkinan untuk bekerja sama dengan Posco dalam menangani masalah ini. Dengan harapan, kerja sama ini dapat membantu Krakatau Steel dalam memulihkan kinerja operasionalnya dan mencapai EBITDA yang positif.

Upaya Transformasi dan Dukungan Pemerintah: Menjaga Keberlangsungan Usaha

Meskipun menghadapi berbagai tantangan, Krakatau Steel tetap berkomitmen untuk terus menjalankan inisiatif peningkatan kinerja pada tahun 2024. Selain itu, Perseroan juga akan turut aktif dalam program pembangunan infrastruktur yang dicanangkan oleh Pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto, dengan industri baja sebagai salah satu akselerator utamanya.Dukungan pemerintah melalui program-program strategis diharapkan dapat membantu Krakatau Steel dalam memperkuat daya saingnya dan mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan. Dengan upaya transformasi yang terus dilakukan, serta sinergi yang dibangun dengan mitra strategis, Krakatau Steel diharapkan dapat segera keluar dari krisis dan menjadi salah satu pemain utama dalam industri baja nasional.
more stories
See more