Pasar
Rupiah Menguat Seiring Penurunan Suku Bunga The Fed dan Peningkatan Cadangan Devisa Indonesia
2024-11-08
Rupiah tampak semakin perkasa terhadap dolar Amerika Serikat (AS) seiring dengan keputusan bank sentral AS (The Fed) untuk melanjutkan tren penurunan suku bunga dan data cadangan devisa (cadev) Indonesia yang semakin meningkat. Hal ini memberikan sentimen positif bagi pasar keuangan domestik.
Penguatan Rupiah Seiring Penurunan Suku Bunga The Fed
Rupiah dibuka menguat 0,79% di angka Rp15.605/US$ pada hari ini, Jumat (08/11/2024). Penguatan ini selaras dengan apresiasi yang terjadi sehari sebelumnya sebesar 0,6%. Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) hanya naik tipis 0,03% di angka 104,54, lebih tinggi dibandingkan posisi kemarin di angka 104,51.Penguatan rupiah ini dipengaruhi oleh sentimen eksternal, yaitu keputusan The Fed untuk kembali memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,50-4,75%. Pemangkasan suku bunga The Fed yang kedua kalinya dalam dua pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) secara beruntun ini telah menurunkan suku bunga sebesar 75 bps secara keseluruhan. Semakin rendahnya suku bunga The Fed dapat membuat rupiah sedikit mengalami penguatan setidaknya untuk sementara waktu.Peningkatan Cadangan Devisa Indonesia Mendukung Ketahanan Sektor Eksternal
Selain itu, Bank Indonesia juga memberikan berita baik bagi pasar keuangan domestik setelah melaporkan bahwa cadangan devisa mengalami kenaikan US$1,3 miliar menjadi US$151,2 miliar pada Oktober 2024. Data tersebut menunjukkan, cadangan devisa setara dengan pembiayaan 6,6 bulan impor atau 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Prospek ekspor yang tetap positif serta neraca transaksi modal dan finansial yang diprakirakan tetap mencatatkan surplus, sejalan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian nasional dan imbal hasil investasi yang menarik, mendukung tetap terjaganya ketahanan eksternal.Prospek Rupiah Tetap Positif Didukung Sentimen Eksternal dan Internal
Dengan adanya keputusan The Fed untuk memangkas suku bunga dan peningkatan cadangan devisa Indonesia, prospek rupiah tampaknya akan tetap positif dalam jangka pendek. Penguatan rupiah ini dapat memberikan angin segar bagi pasar keuangan domestik dan mendukung stabilitas makroekonomi Indonesia.Namun, perlu diperhatikan bahwa pergerakan rupiah juga dipengaruhi oleh berbagai faktor lain, seperti kondisi perekonomian global, sentimen investor, dan kebijakan pemerintah. Oleh karena itu, Bank Indonesia dan pemerintah perlu terus memantau perkembangan ekonomi dan pasar keuangan, serta mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.