Freeport Produksi 60 Ton Emas/Tahun, RI Harus Jadi Bank Emas(Note: The original text contains some inaccuracies. Freeport is an American mining company and not an Indonesian entity. Also, the production of 60 tons of gold per year is a significant claim that may need to be verified with relevant data. This title is based on the information provided in the text.)
Di Jakarta, CNBC Indonesia, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengumumkan bahwa ia telah mengusulkan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) agar Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Syariah Indonesia (BSI) berperan sebagai pengelola bank emas atau bullion bank. Ia menyatakan, "Jadi, saya kira ini awal mula beberapa bank akan menjadi bullion bank. Saya mengusulkan kepada OJK, minimal BRI yang merupakan holding Pegadaian, dan juga Bank Syariah Indonesia, agar dapat menjadi tuan rumah sebagai bank emas batangan di Indonesia."Alasan Mengusulkan Bank Emas
Indonesia sudah memiliki kemampuan memproduksi emas batangan sebesar 60 juta ton per tahun di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik mulai tahun ini. Sebelumnya, sejak 1967, hanya bisa mengekspor tembaga 30 juta ton ke Spanyol dan Jepang untuk diolah menjadi emas batangan. Airlangga mengungkapkan, "Anda bisa bayangkan dari 1967 sampai 2024, dari Freeport, kita menghasilkan emas mendekati nol. Jadi, produksi tembaga bisa menghasilkan 30 ton. Jadi, 30 ton itu dibagi antara Spanyol dan Jepang. Jadi, kali ini untuk pertama kalinya di Gresik bisa diproduksi emas sebanyak 60 ton." Dengan kemampuan produksi tersebut dan keberadaan stok emas di PT Pegadaian sebesar 70 ton, menurutnya tidak ada alasan tidak membuat bullion bank sendiri.
Bullion bank, menurut Airlangga, juga akan bermanfaat bagi industri perhiasan. "Jadi, Indonesia melalui OJK, kita juga sedang mengembangkan apa yang kita sebut bullion bank. Bank yang bisa menilai stok emas. Dulu, stok emas itu kita hanya taruh di gudang. Dan kita hanya mencatat tonasenya saja, tidak nilainya. Bank-bank lain, termasuk di Singapura, banyak bank yang memasukkan emasnya ke neraca."
Di sisi lain, Airlangga menyatakan bahwa emas menjadi komoditas utama incaran investasi saat krisis karena dianggap aman. "Kita tahu bahwa emas merupakan bagian dari investasi safe haven di saat krisis. Dan dalam lima tahun terakhir ini, kita mengalami begitu banyak krisis. Saya kira tidak bijaksana jika kita tidak memanfaatkan kekuatan kita sendiri."
Peran Bullion Bank bagi Industri Perhiasan
Sebelumnya, industri perhiasan hanya mendapatkan biaya produksi, CMT, tolling, dan emasnya di Singapura. Mereka tolling di Surabaya dan mengirimnya kembali ke Singapura. Dengan adanya bullion bank, Indonesia bisa mengelola secara mandiri aset-aset emasnya. "Itu sebabnya dulu, biasanya industri perhiasan hanya mendapatkan biaya produksi, CMT, tolling, emasnya di Singapura. Mereka tolling di Surabaya dan mengirimnya kembali ke Singapura. Jadi, kita tidak mendapatkan nilai penuh dari emas yang dihasilkan di industri manufaktur Indonesia."
Imporansi Mengelola Emas di Bullion Bank
Mengelola emas di bullion bank dianggap penting untuk Indonesia. Airlangga mengingatkan, "Kita tahu bahwa emas merupakan bagian dari investasi safe haven di saat krisis. Dan dalam lima tahun terakhir ini, kita mengalami begitu banyak krisis. Saya kira tidak bijaksana jika kita tidak memanfaatkan kekuatan kita sendiri." Dengan adanya bullion bank, Indonesia bisa mengatur dan mengelola aset emasnya dengan lebih baik.