Gaya Hidup
Guntur Blak-blakan Bantah Sukarno Punya Emas 57 Ton di Swiss: Bohong!
2024-11-04
Putra sulung Presiden pertama RI Sukarno, Guntur Soekarnoputra, membantah kabar yang beredar tentang ayahnya memiliki harta berton-ton emas yang disimpan di bank Swiss. Guntur menegaskan bahwa informasi tersebut adalah bohong dan tidak benar adanya.

Mengungkap Kebenaran di Balik Mitos Kekayaan Bung Karno

Bantahan Guntur Soekarnoputra

Guntur Soekarnoputra dengan tegas membantah rumor yang beredar mengenai kekayaan ayahnya, Presiden Sukarno. Ia menyatakan bahwa informasi tentang Bung Karno memiliki harta berton-ton emas yang disimpan di bank Swiss adalah bohong belaka. Guntur menjelaskan bahwa jumlah emas sebanyak 57 ton yang disebut-sebut dalam rumor tersebut tidak mungkin dapat disimpan di bank-bank di Swiss. Menurutnya, ruang penyimpanan uang di Swiss tidak akan mampu menampung jumlah emas sebesar itu.Selain itu, Guntur juga membantah kabar lain yang menyebutkan bahwa Bung Karno memiliki batu intan terbesar di dunia yang dinamakan Intan Kartika. Ia menegaskan bahwa informasi tersebut juga salah kaprah dan tidak benar adanya.

Klarifikasi Mengenai Istana Batu Tulis

Dalam kesempatan tersebut, Guntur juga meluruskan kesalahpahaman mengenai Istana Batu Tulis di Bogor. Ia menegaskan bahwa lokasi tersebut bukanlah istana, melainkan rumah yang dibangun atas inisiatif Sultan Hamengkubuwono IX untuk membantu Bung Karno yang tidak memiliki rumah hingga akhir hayatnya.Guntur menjelaskan bahwa Sultan Hamengkubuwono IX mengumpulkan para konglomerat Indonesia untuk membuatkan rumah bagi Bung Karno, dan rumah tersebut kemudian dikenal sebagai Rumah Batu Tulis. Namun, Guntur menyayangkan bahwa banyak orang awam, termasuk pengamat sosial politik, yang menganggap Rumah Batu Tulis tersebut sebagai Istana.

Peluncuran Buku Terbaru Guntur Soekarnoputra

Dalam kesempatan ini, Guntur Soekarnoputra juga meluncurkan buku terbarunya yang berjudul "Sangsaka Melilit Perut Megawati: Humaniora, Sejarah, dan Nasionalisme Internasionalisme". Buku ini diterbitkan bertepatan dengan perayaan ulang tahun Guntur yang ke-80.Guntur menjelaskan bahwa buku ini bercerita tentang kejadian pada tahun 1967, ketika Sukarno sudah tidak lagi menjabat sebagai Presiden RI. Selain buku terbaru ini, Guntur juga telah menulis beberapa buku sebelumnya, seperti "Intelijen dan Diplomasi Dahulu dan Kini" (2022) dan "Bung Karno Bapakku Kawanku Guruku" (1978).Melalui peluncuran buku ini, Guntur Soekarnoputra berharap dapat memberikan perspektif yang lebih jelas dan akurat mengenai kehidupan dan peran Bung Karno dalam sejarah Indonesia, serta menepis berbagai mitos dan kesalahpahaman yang selama ini beredar.
More Stories
see more