Pasar
IHSG Naik 1,2%, Mendekati Level 7.300 di Jakarta
2024-12-04
Jakarta, CNBC Indonesia – Pada awal perdagangan sesi I Rabu (4/12/2024), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan tendensi kuat yang terbatas. Saat ini, IHSG telah mencapai posisi 7.282,23, kembali ke level psikologis 7.200 dan semakin mendekati level psikologis 7.300. Nilai transaksi indeks pada sesi I hari ini mencapai sekitar Rp 2,8 triliun dengan volume transaksi mencapai 5,9 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 400.216 kali.

Menunggu pidato Ketua Bank Sentral AS

IHSG kembali berada dalam situasi menanti pidato Ketua bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), Jerome Powell. Investor dengan antusiasme menantikan sinyal mengenai arah kebijakan suku bunga The Fed setelah rilis notulen FOMC bulan lalu. Powell akan berpidato pada Kamis dini hari waktu Indonesia pukul 01.45 WIB. Dalam notulen dari pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) November, pejabat The Fed menyampaikan bahwa inflasi sedang melambat dan pasar tenaga kerja tetap kuat, yang memungkinkan adanya pemotongan suku bunga lebih lanjut meskipun dilakukan secara bertahap.Ringkasan pertemuan tersebut menunjukkan bahwa para pejabat merasa nyaman dengan laju inflasi, meskipun inflasi masih berada di atas target 2% yang ditetapkan oleh The Fed. Dengan keyakinan bahwa situasi lapangan pekerjaan masih cukup solid, anggota FOMC menunjukkan bahwa kemungkinan pemotongan suku bunga lebih lanjut akan dilakukan, meskipun mereka tidak menentukan kapan dan seberapa besar.

Pengembangan Ekonomi Indonesia

Di sisi lain, perekonomian Indonesia diperkirakan masih akan tumbuh di level 5%, meski pada awal tahun depan ada kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari sebelumnya 11% menjadi 12%. Ekonom Bank Permata, Josua Pardede memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun depan akan mencapai 5,15%. Proyeksi tersebut terbilang optimistis, meskipun kelas menengah akan dibayangi oleh kenaikan PPN menjadi 12% mulai Januari 2025.Josua mengatakan konsumsi rumah tangga dan investasi diperkirakan masih menjadi pendorong utama perekonomian. Di sisi lain, risiko eksternal seperti kebijakan proteksionis AS, perlambatan permintaan global, dan volatilitas harga komoditas menjadi tantangan yang perlu dikelola.

Inflasi dan Imbal Hasil Obligasi

Di tingkat domestik, inflasi Indonesia diproyeksikan masih berada dalam target Bank Indonesia (BI) di 3,12%. Meskipun, kenaikan tarif PPN dan cukai menjadi 12% pada plastik, rokok, serta minuman manis akan memberikan tekanan terhadap inflasi.Selain itu, imbal hasil obligasi diproyeksikan menurun karena kebijakan suku bunga yang lebih rendah dari BI dan The Fed.CNBC INDONESIA RESEARCH(chd/chd)Saksikan video di bawah ini:Video: IHSG Kembali Menguat, Balik ke Level 7.100-anPotret Euforia IHSG Kembali ke 7.300-an
More Stories
see more