Pasar
Induk HMSP: 1.500 Ilmuwan Mencari Solusi untuk Perokok
2024-12-16
Abu Dhabi, CNBC Indonesia – Induk usaha HM Sampoerna (HMSP), yaitu Philip Morris International (PMI), mengumumkan bahwa perusahaan telah berinvestasi lebih dari belasan miliar dolar dan mempekerjakan 1.500 peneliti dan ilmuwan dalam pengembangan produk tembakau bebas asap.
Konferensi dan Eksibisi di Abu Dhabi
PMI baru saja melaksanakan konferensi dan eksibisi produk bebas asap bernama Technovation di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, pada 11 Desember 2024. Di konferensi tersebut, petinggi dari PMI, termasuk CEO Jacek Olczak, menekankan pentingnya transformasi teknologi menuju dunia bebas asap. Vice President International Communications and Engagement PMI Tommaso Di Giovanni juga menyampaikan pentingnya teknologi bagi keberlangsungan umat manusia secara menyeluruh.Jacek menyebutkan bahwa PMI saat ini bertransformasi menjadi perusahaan sains dan teknologi yang terdepan di industri, dan dengan terobosan teknologi produk bebas asap (IQOS) membuat PMI sejajar dengan perusahaan teknologi dunia. "Kami menyadari bahwa IQOS berada di level yang sama dengan Facebook, Meta, Amazon, Alphabet, dan Tesla sekarang," jelas Jacek.Tomasso mengungkapkan sejak PMI menjadi entitas terpisah dari Altria pada 2008, perusahaan telah berinvestasi lebih dari US$ 12,5 miliar (Rp 200 triliun) dalam penelitian, pengembangan, komersialisasi awal, dan pembuatan produk bebas asap.Investasi dan Riset
CEO PMI Jacek menyebutkan bahwa perusahaan mengerahkan 1.500 ilmuwan dan peneliti dan berinvestasi US$ 1,2 miliar (Rp 19,2 triliun) hingga US$ 1,5 miliar (Rp 24 triliun) setiap tahun untuk melakukan riset dan pengembangan produk bebas asap yang mampu menjembatani perokok untuk memperoleh alternatif yang lebih baik.Dirinya mengklaim IQOS dapat mengurangi 90-95% zat berbahaya yang dihasilkan dari pembakaran rokok konvensional. Jacek juga menyebut IQOS menjadi produk terbaik bagi perokok untuk berhenti merokok dan tingkat konversi mencapai 70%, yang berarti 7 dari 10 orang yang mencoba produk tersebut terbukti berhenti merokok.Pertentangan dan Pembatasan
Pertentangan, pembatasan dan lambatnya adopsi teknologi bebas asap dianggap sebagai hal yang lumrah terjadi. Tomasso mencontohkan ada banyak transformasi teknologi yang terjadi secara lambat, baik karena penolakan maupun skeptisisme, namun pada akhirnya mampu merubah kehidupan umat manusia menuju kondisi lebih baik dan ideal.Contohnya, sabuk pengaman yang baru pertama kali diadopsi pada 1970 menjadi peraturan di negara bagian Australia, 13 tahun setelah ditemukan, dan negara-negara maju lainnya lebih telat lagi melakukan adopsi tersebut. Saat ini penggunaan sabuk pengaman sudah menjadi hal paling umum yang wajib digunakan oleh pengemudi.Resistensi yang sama menurut Tomasso dan Jacek juga dirasakan oleh PMI yang coba merevolusi industri rokok dengan mengembangkan produk baru berbasis teknologi bebas asap (smoke-free) untuk mengurangi berbagai efek buruk yang muncul dari pembakaran rokok tradisional.Tomasso bersaksi sains dan teknologi memiliki peran penting dalam membantu PMI memahami penyebab penyakit yang timbul karena merokok. Sekitar 100 senyawa atau keluarga senyawa ditemukan dalam asap, yang kemudian oleh PMI tingkat tersebut diturunkan melalui pengembangan teknologi produk bebas asap.Alasan kedua mengapa sains dan teknologi penting adalah karena setelah produk sukses, ilmu pengetahuan diperlukan untuk membuktikan kepada masyarakat, kepada regulator, kepada masyarakat luas, kepada konsumen bahwa produk yang dikembangkan lebih baik.Sebagai informasi, pada tanggal 7 Juli 2020, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) mengizinkan pemasaran IQOS sebagai produk tembakau berisiko termodifikasi (MRTP) dengan informasi paparan yang lebih rendah. IQOS adalah produk nikotin elektronik pertama dan satu-satunya yang mendapatkan izin pemasaran melalui proses MRTP FDA.Meski saat ini IQOS telah hadir di 92 negara, sejumlah negara lain seperti India, Turki dan Vietnam masih melarang penjualan produk tersebut. Sementara di Indonesia, seluruh produk bebas asap milik PMI dapat diperoleh dan dipasarkan oleh unit usaha miliknya, HM Sampoerna (HMSP).