Pengamat pangan dan pertanian nasional, Eko Margana, menilai bahwa inisiatif Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan oleh pemerintah akan membawa manfaat luas. Program ini tidak hanya memberikan dampak positif kepada para penerima manfaat tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan peningkatan anggaran dari Rp71 triliun menjadi Rp171 triliun, MBG berpotensi menciptakan efek pengganda yang signifikan bagi unit usaha kecil dan menengah (UMKM) serta badan usaha milik desa (BUMDes) di seluruh Indonesia.
Peningkatan dana tersebut akan memungkinkan lebih banyak UMKM dan BUMDes untuk terlibat dalam proses penyediaan bahan baku makanan, persiapan masakan, hingga distribusi makanan ke sekolah-sekolah. Menurut Eko, hal ini akan memperkuat ekosistem yang saling menguntungkan antara masyarakat dan perekonomian Indonesia. Selain itu, program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas gizi anak-anak Indonesia, sehingga mereka dapat belajar dengan optimal. Program ini juga mencakup ibu hamil dan anak-anak di tingkat pendidikan awal hingga sekolah, dengan target sekitar 90 juta penerima manfaat.
Dalam rangka mendukung program ini, Eko menekankan pentingnya Kementerian Pertanian untuk meningkatkan produksi pangan yang menjadi menu utama MBG. Momentum ini, dimana Presiden Prabowo Subianto sangat fokus pada pembangunan pertanian, harus dimanfaatkan dengan baik. Dengan demikian, Kementan perlu bekerja lebih keras lagi untuk meningkatkan produksi dan produktivitas. Inisiatif MBG bukan hanya tentang pemenuhan kebutuhan gizi, tetapi juga menjadi langkah strategis untuk membangun generasi yang lebih sehat dan kuat, serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.