Kedua negara tengah menjalani fase baru dalam hubungan diplomatik mereka. Dalam pertemuan yang berlangsung baru-baru ini antara perwakilan Suriah dan Rusia, pemerintah Suriah menuntut agar mantan pemimpin mereka dikembalikan. Pertemuan ini melibatkan wakil Menteri Luar Negeri Rusia dan utusan khusus, serta Presiden sementara Suriah. Perundingan ini menjadi titik awal bagi pembicaraan resmi pertama antara kedua pihak sejak pergantian kepemimpinan di Suriah.
Dalam permintaannya, otoritas Suriah menginginkan mantan pemimpin beserta staf terdekatnya dikembalikan ke tanah air untuk menghadapi proses hukum. Selain itu, ada tuntutan kompensasi dan permintaan untuk memperbaiki dampak negatif dari intervensi masa lalu. Meskipun Rusia merespons dengan sikap ragu-ragu terhadap permintaan tersebut, kedua belah pihak setuju untuk melanjutkan dialog mereka. Ini menunjukkan adanya upaya untuk mencari solusi bersama dalam menangani isu-isu yang muncul.
Situasi ini mencerminkan langkah penting dalam proses penyembuhan nasional Suriah. Tuntutan pengadilan atas tokoh-tokoh lama dan permintaan ganti rugi dapat membantu masyarakat melupakan trauma masa lalu. Proses ini juga menegaskan komitmen baru pemerintah Suriah terhadap keadilan dan perdamaian, serta mendirikan fondasi yang lebih kuat untuk masa depan yang lebih baik bagi seluruh rakyatnya.