Pada Jumat, 17 Januari 2025, Bursa Efek Indonesia kembali membuka perdagangan saham PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU). Setelah mengalami penangguhan sementara pada hari sebelumnya, Kamis, 16 Januari 2025, saham ini menunjukkan performa luar biasa dengan melonjak hingga mencapai batas atas otomatis (ARA) dalam kurun waktu kurang dari lima menit. Sejak penawaran umum perdana (IPO) pada 8 Januari 2025, nilai saham RATU telah meningkat signifikan hingga 369,57%. Ini merupakan pencapaian luar biasa bagi perusahaan yang berfokus pada investasi di sektor minyak dan gas bumi.
Pada pagi yang cerah di Jakarta, tepatnya pada Jumat, 17 Januari 2025, Bursa Efek Indonesia membuka kembali perdagangan saham PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU). Hanya beberapa menit setelah sesi perdagangan dimulai, saham ini langsung melesat hingga mencapai batas atas otomatis (ARA). Lonjakan ini melanjutkan tren positif yang dimulai sejak IPO pada 8 Januari 2025, ketika harga saham awalnya ditetapkan pada Rp1.150.
RATU dikenal sebagai anak usaha dari Rukun Raharja Tbk (RAJA), dengan kepemilikan mayoritas 99,99%. Sisanya dimiliki oleh PT Rukun Prima Sarana milik RAJA dan Djauhar Maulidi. RAJA sendiri dikendalikan oleh Hapsoro, yang bekerja sama dengan Djauhar Maulidi, Medi Avianto, dan Arsjad Rasjid. Hapsoro adalah putra pengusaha terkenal Bambang Sukmonohadi dan menikah dengan Puan Maharani, putri Presiden Megawati Soekarnoputri.
Saham RATU juga didukung oleh struktur pemegang saham yang kuat. PT Sentosa Bersama Mitra menggenggam 35,23% saham RAJA, sedangkan Hapsoro secara langsung memiliki 28,24%. PT Basis Utama Prima memegang 11,9%, dan publik memiliki 24,63%. Arsjad Rasjid ikut berpartisipasi melalui kepemilikan tidak langsung melalui Basis Utama Prima, sementara Hapsoro juga memiliki 85% saham Sentosa Bersama Mitra.
Dana yang diperoleh dari IPO akan digunakan untuk mendukung operasional dan pengembangan bisnis, termasuk kebutuhan modal kerja anak usaha, perusahaan asosiasi, dan induk perusahaan. RATU, yang sebelumnya dikenal sebagai PT Syabas Usaha Migas dan PT DSME ENR Cepu, didirikan pada 16 Oktober 2006. Kini, perusahaan ini fokus sebagai holding company dengan aktivitas utama di bidang investasi minyak dan gas bumi.
Dari perspektif seorang jurnalis, lonjakan saham RATU menunjukkan potensi besar di sektor energi Indonesia. Performa yang luar biasa ini bukan hanya menandakan kepercayaan pasar terhadap manajemen perusahaan, tetapi juga refleksi optimisme terhadap masa depan industri migas di negeri ini. Bagi investor, ini menjadi peluang emas untuk mendapatkan keuntungan yang signifikan, namun juga harus disertai dengan analisis yang cermat mengingat volatilitas pasar yang tinggi.