Bursa saham Indonesia mengalami penguatan signifikan setelah Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona positif, mencapai 7.107,52 dengan kenaikan 0,39%. Aktivitas perdagangan mencakup transaksi sebesar Rp 13,49 triliun, melibatkan lebih dari 16 miliar saham. Investor asing menunjukkan antusiasme dengan melakukan pembelian bersih hingga Rp 430,32 miliar. Beberapa saham bank jumbo menjadi incaran utama, terutama BBRI, BMRI, dan BREN.
Bursa saham Indonesia menunjukkan performa yang kuat, dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di posisi hijau. Setelah keputusan Bank Indonesia untuk memotong suku bunga acuan menjadi 5,75%, IHSG menguat 0,39% ke level 7.107,52. Nilai transaksi mencapai Rp 13,49 triliun, melibatkan lebih dari 16 miliar saham yang berpindah tangan. Aktivitas ini mencerminkan minat investor yang tinggi pada pasar modal Indonesia.
Lebih lanjut, data menunjukkan bahwa investor asing mulai gencar melakukan pembelian bersih, mencapai Rp 430,32 miliar di seluruh pasar dan Rp 466,33 miliar di pasar reguler. Di sisi lain, ada penjualan bersih sebesar Rp 36,01 miliar di pasar negosiasi dan tunai. Hal ini menunjukkan adanya optimisme investor asing terhadap ekonomi Indonesia, terutama dalam sektor perbankan.
Saham-saham bank jumbo menjadi fokus utama bagi investor asing. PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), PT Bank Mandiri (BMRI), dan PT Barito Renewables Energy (BREN) mendapat perhatian khusus. BBRI mencatat pembelian bersih terbesar sebesar Rp 364,31 miliar, disusul oleh BMRI dengan Rp 154,05 miliar dan BREN dengan Rp 45,02 miliar. Ini menunjukkan kepercayaan investor asing pada stabilitas dan potensi pertumbuhan bank-bank besar di Indonesia.
Berikut adalah daftar 10 saham dengan net foreign buy terbesar pada perdagangan tersebut: PT United Tractors (UNTR) – Rp 29,13 miliar, PT Petrindo Jaya Kreasi (CUAN) – Rp 24,01 miliar, PT Indofood Sukses Makmur (INDF) – Rp 23,21 miliar, PT Daaz Bara Lestari (DAAZ) – Rp 18,24 miliar, PT Alamtri Resources Indonesia (ADRO) – Rp 16,68 miliar, PT Aspirasi Hidup Indonesia (ACES) – Rp 13,76 miliar, dan PT MD Entertainment (FILM) – Rp 11,51 miliar. Pemilihan saham ini mencerminkan preferensi investor asing terhadap sektor-sektor strategis di Indonesia.