Duplikat berita mengungkapkan bahwa Meghan Markle, mantan anggota Kerajaan Inggris, menunjukkan sikap yang berbeda terhadap tradisi kerajaan. Mantan aktris Hollywood ini tidak merasa nyaman dengan hirarki dan aturan ketat yang ada, mirip dengan pendahulunya, Putri Diana. Meghan berusaha untuk membawa perubahan signifikan dalam struktur kerajaan, namun hal ini berujung pada keputusan kontroversial untuk meninggalkan istana bersama Pangeran Harry pada tahun 2020.
Meghan Markle menunjukkan pandangan yang berbeda terhadap hierarki dan aturan kerajaan sejak bergabung dengan keluarga paling elit Inggris. Sebagai mantan artis Amerika, ia merasa sulit untuk menerima sistem yang tampaknya membatasi individu. Buku terbaru Tom Quinn menyoroti penolakan Meghan terhadap banyak protokol kerajaan, yang dianggapnya tidak relevan atau tidak adil. Mantan staf kerajaan melaporkan bahwa Meghan sering kali merasa frustrasi dengan aturan-aturan yang dianggapnya tidak masuk akal.
Menurut sumber dari The Times, Meghan mengkritik perilaku anggota kerajaan senior yang sangat sensitif terhadap status sosial. Ia merasa bahwa mereka terlalu fokus pada simbol-simbol kekuasaan seperti pena emas atau kendaraan baru, yang membuatnya merasa seperti berada di lingkungan anak-anak. Sikap kritis Meghan ini mencerminkan pandangannya yang lebih modern dan progresif tentang peran individu dalam institusi kerajaan. Meskipun demikian, pendekatan non-konformis ini akhirnya menjadi salah satu faktor utama yang mendorong pasangan tersebut untuk meninggalkan istana.
Pandangan Meghan terhadap reformasi kerajaan didasarkan pada warisan yang ditinggalkan oleh Putri Diana, yang juga dikenal sebagai "Ratu Rakyat". Seperti halnya Putri Diana, Meghan berusaha untuk mendekatkan diri kepada masyarakat dan membawa perubahan positif. Kedua wanita ini memiliki visi yang sama tentang bagaimana institusi kerajaan harus lebih responsif terhadap kebutuhan rakyat dan mengadopsi nilai-nilai modern.
Putri Diana dikenal sebagai tokoh yang menantang beberapa tradisi kerajaan, terutama yang berkaitan dengan hak-hak perempuan dan kesetaraan gender. Dia sering melakukan kunjungan ke berbagai tempat untuk bertemu langsung dengan rakyat dan mendengar keluh kesah mereka. Meghan mengambil inspirasi dari pendekatan Putri Diana ini, berusaha untuk memperkenalkan cara-cara baru dalam menjembatani hubungan antara kerajaan dan masyarakat luas. Namun, perbedaan pandangan ini akhirnya memicu konflik internal yang berujung pada keputusan kontroversial untuk meninggalkan istana.