Pasar
Menjaga Generasi Muda dari Perangkap Keuangan Digital: Tantangan dan Solusi
2025-01-16
Jakarta, CNBC Indonesia – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat adanya peningkatan signifikan dalam jumlah keluhan terkait pinjaman online ilegal yang melibatkan kalangan muda berusia 26-35 tahun. Selama periode ini, Satuan Tugas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal (Satgas Pasti) telah menerima hampir 6.400 laporan terkait masalah tersebut. Situasi ini menunjukkan pentingnya kesadaran dan literasi keuangan di kalangan generasi muda untuk menghindari jebakan finansial.

Melindungi Generasi Muda dari Ancaman Finansial Digital

Dalam era digital saat ini, ancaman keuangan tidak hanya datang dari pinjaman online ilegal tetapi juga dari perjudian online. Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, menyoroti bahaya judi online yang dapat merusak tatanan kehidupan sosial, terutama jika sudah mencapai tahap kecanduan. Judi online sering kali disajikan dalam bentuk game atau aktivitas digital lainnya, sehingga mudah mendekati anak muda.

Pemahaman dan Literasi Keuangan sebagai Benteng Perlindungan

Satu tantangan utama bagi generasi muda adalah rentannya mereka terhadap FOMO (fear of missing out), FOPO (fear of other people’s opinions), dan YOLO (you only live once). Ketiga faktor ini bisa mempengaruhi pengambilan keputusan keuangan menjadi kurang bijaksana. Tanpa bekal pengetahuan keuangan yang cukup, generasi muda menjadi sangat rentan terjerat kejahatan keuangan digital. Oleh karena itu, diperlukan upaya bersama dari pemerintah dan stakeholder terkait untuk meningkatkan literasi keuangan secara masif dan menyeluruh.

Benteng pertahanan utama terhadap ancaman finansial digital adalah pemahaman dan literasi keuangan. Pemerintah dan lembaga terkait harus fokus pada edukasi dan kampanye literasi keuangan, khususnya bagi segmen pemuda, mahasiswa, dan pelajar. Program seperti Gerakan Cerdas Nasional Keuangan (GENCARKAN) oleh OJK telah membuktikan efektivitasnya dalam meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang manfaat literasi keuangan.

Langkah Praktis Mengelola Keuangan dengan Bijak

Kiki, selaku Kepala Eksekutif OJK, menyarankan beberapa langkah praktis untuk mewujudkan masa depan keluarga yang lebih cerah. Salah satu cara yang paling mudah adalah dengan mengenal dan selalu ingat prinsip 2L yaitu Legal dan Logis. Anak-anak muda harus belajar untuk membedakan antara keinginan dan kebutuhan, serta memaksakan diri untuk menyisihkan sebagian penghasilan untuk menabung atau berinvestasi.

Langkah-langkah praktis ini bukan hanya sekadar teori; mereka telah terbukti efektif dalam membantu banyak individu mengelola keuangannya dengan lebih baik. Misalnya, sebuah survei menunjukkan bahwa individu yang memiliki tabungan darurat cenderung lebih siap menghadapi situasi finansial yang tidak terduga. Dengan demikian, penting bagi setiap orang, terutama generasi muda, untuk mulai mempraktikkan kebiasaan-kebiasaan baik ini sejak dini.

Kolaborasi dan Koordinasi untuk Meningkatkan Kesadaran Keuangan

OJK telah melakukan berbagai inisiatif kolaboratif dengan stakeholders untuk memperkuat upaya edukasi kepada masyarakat. Melalui berbagai kanal media, kerja sama dengan pihak-pihak terkait, dan seluruh anggota Satgas PASTI, OJK terus berkomitmen untuk memberikan informasi dan pendidikan keuangan yang relevan dan tepat sasaran.

Kolaborasi ini melibatkan berbagai platform, termasuk media sosial, website resmi, dan layanan konsumen melalui telepon atau WhatsApp. Dengan demikian, masyarakat memiliki akses yang mudah dan cepat untuk mendapatkan informasi akurat tentang keuangan digital dan cara-cara menghindari penipuan atau kejahatan finansial. Langkah-langkah ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif bagi generasi muda dalam mengelola keuangan mereka.

More Stories
see more