Pasar
Minyak Global Menguat: Penurunan Stok dan Kekhawatiran Pasokan
2025-01-10

Berita terbaru menunjukkan bahwa harga minyak global mengalami penguatan setelah laporan resmi menunjukkan penurunan stok. Meskipun permintaan masih meningkat, beberapa faktor seperti sanksi internasional dan kondisi ekonomi tertentu mempengaruhi dinamika pasar minyak. Pada perdagangan terakhir, harga minyak Brent dan West Texas Intermediate (WTI) mencatat kenaikan yang signifikan. Laporan EIA juga mencatat penurunan stok minyak AS, sementara stok bensin dan distilat justru mengalami peningkatan.

Dinamika Harga Minyak dan Faktor-faktor Pendukung

Pasar minyak global mengalami perubahan signifikan akibat berbagai faktor yang mempengaruhi penawaran dan permintaan. Data terbaru menunjukkan bahwa penurunan stok minyak AS menjadi salah satu penyebab utama kenaikan harga. Selain itu, pembatasan impor di beberapa negara juga turut berkontribusi pada ketegangan pasokan. Meskipun demikian, permintaan dari negara-negara lain tetap kuat, mendorong harga minyak untuk terus naik.

Kenaikan harga minyak global dipicu oleh sejumlah faktor penting. Laporan EIA menyatakan adanya penurunan stok minyak AS sebesar 1 juta barel, meski stok bensin dan distilat mengalami peningkatan lebih dari 6 juta barel. Ini menandakan bahwa permintaan akan produk-produk minyak tertentu tetap tinggi. Selain itu, pelabuhan di China telah melarang kapal tanker dari Rusia dan Iran untuk membongkar muatan, sehingga mengurangi pasokan dan meningkatkan kekhawatiran tentang kelangkaan. Ekspor minyak mentah dari Rusia melalui jalur laut mencapai level terendah sejak Agustus 2023, semakin menambah tekanan pada pasar.

Tantangan Ekonomi dan Dampaknya pada Permintaan Minyak

Situasi ekonomi global juga memiliki dampak signifikan terhadap permintaan minyak. Beberapa indikator ekonomi menunjukkan perlambatan, terutama di negara-negara besar pengimpor minyak. Meskipun ada peningkatan impor minyak mentah dari Kanada, tantangan ekonomi di negara lain seperti China dapat mempengaruhi permintaan secara keseluruhan. Para ahli memperkirakan bahwa pertumbuhan impor akan tetap moderat karena hambatan margin kilang yang meningkat.

Ekonomi China, sebagai importir terbesar minyak, sedang menghadapi tantangan dengan laju inflasi yang melandai mendekati nol. Risiko deflasi bisa memicu daya beli yang melemah, sehingga berpotensi menurunkan permintaan minyak. Ahli strategi minyak global dari RBC Capital Markets mengatakan bahwa meskipun impor minyak mentah memulai bulan ini dengan kuat, belum ada perubahan pola pembelian yang signifikan secara berkelanjutan. Oleh karena itu, pertumbuhan impor diperkirakan akan tetap moderat dalam beberapa waktu ke depan.

More Stories
see more