Di Jakarta, CNBC Indonesia melaporkan bahwa dua perbankan besar di Asia Tenggara, OCBC dan CIMB, sedang berusaha untuk mengoleksi saham mayoritas di PT Bank Panin Tbk (PNBN). Menurut Reuters, pada Rabu (11/12/2024), OCBC yang berpusat di Singapura dan CIMB Malaysia telah mengajukan tawaran untuk saham PNBN milik ANZ dan keluarga Mu’min Ali Gunawan.

Informasi Perusahaan

OCBC sudah memiliki PT Bank OCBC NISP Tbk, sedangkan CIMB memiliki PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) di Indonesia. ANZ memiliki 39.22% saham PNBN, sementara Mu’min Ali Gunawan mengontrol 46,52% saham PNBN. Kombinasi kepemilikan keduanya diperkirakan memiliki nilai US$2,4 miliar atau setara Rp38,18 triliun.Pada perdagangan kemarin, saham PNBN naik 5,79% ke level 2.010 pada Selasa (10/12/2024).

Kabar Akusisi yang Lama

Kabar mengenai akusisi Bank Panin telah lama bercirculasi. Terbaru, grup perbankan asal Malaysia, Maybank, dikabarkan berminat mengambil alih saham PNBN. Namun, Presiden Direktur Bank Panin Herwidayatmo mengatakan tidak pernah mendengar informasi tersebut. "Saya kok tidak pernah mendengar informasi tersebut ya," katanya.Jauh sebelum itu, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) bahkan sempat disebut berminat masuk ke dalam bank milik Mu’min Ali Gunawan. Tetapi Presiden Direktur BCA Jahja Setiatmadja membantah kabar tersebut. Kala itu, BCA memang memiliki rencana tumbuh secara anorganik, tetapi hanya mengincar bank skala kecil. Belakangan, BCA mengumumkan akuisisi PT Bank Royal Indonesia yang pada saat itu memiliki modal inti kurang dari Rp 1 triliun.

Bursa Berdagang Saham

Lalu bank asal Jepang Mizuho juga sempat masuk dalam bursa membeli saham Bank Panin. Namun akhirnya, kabar tersebut juga menguap.Lalu sebelum kabar Maybank, Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG) dan Sumitomo Mitsui Financial Group (SMFG) disebut bersaing memperebutkan saham Bank Panin. Kedua entitas Jepang tersebut telah memiliki bank menengah atas di Indonesia, yakni Bank Danamon (BDMN) dan Bank BTPN (BTPN).

Penjualan Saham PNBN

Kabar penjualan saham PNBN bermula seiring dengan ANZ yang mengungkapkan rencana divestasi sahamnya di Bank Panin untuk memenuhi ketentuan single presence policy (SPP) dari Bank Indonesia (BI).Seperti diketahui, ANZ juga memiliki 99% saham PT Bank ANZ Indonesia pada waktu itu. Namun kemudian aturan tersebut telah direvisi, dan pemegang saham pengendali boleh memiliki satu bank atau lebih.