Pasar modal Indonesia tetap menunjukkan potensi pertumbuhan yang signifikan meskipun adanya peningkatan minat terhadap investasi kripto. Direksi Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan keyakinannya bahwa diversifikasi portofolio antara saham dan kripto merupakan fenomena alami, namun pasar modal masih memiliki peluang besar untuk berkembang. Pergerakan aset investasi sangat bergantung pada tren pasar yang siklikal, sehingga investor bijak akan membagi investasinya di berbagai instrumen.
Data terbaru menunjukkan transaksi kripto di Indonesia mencapai Rp 556,53 triliun hingga akhir November 2024, dengan jumlah investor kripto mencapai 22,11 juta. Sementara itu, jumlah investor saham tumbuh menjadi 14,58 juta. Meski demikian, BEI percaya bahwa pergerakan harga saham secara historis lebih stabil dibandingkan kripto, memberikan peluang bagi pasar modal untuk terus melaju.
Minat investor dalam negeri terhadap kripto meningkat pesat, seiring dengan dukungan dari tokoh global seperti Donald Trump. Transaksi kripto di Indonesia mencapai angka fantastis, menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam kurun waktu satu tahun. Peningkatan ini mencerminkan kepercayaan investor terhadap potensi kripto sebagai aset investasi yang menguntungkan.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), transaksi kripto di Indonesia mencapai Rp 556,53 triliun hingga akhir November 2024, meningkat lebih dari 376% dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah investor kripto juga melonjak menjadi 22,11 juta, naik dari 21,63 juta pada bulan Oktober. Fenomena ini dipicu oleh berbagai faktor, termasuk peluncuran produk kripto baru seperti Trump Coin yang mendapatkan nilai tinggi. Selain itu, pernyataan dukungan dari Donald Trump terhadap pasar kripto juga mempengaruhi sentimen positif investor domestik.
Meskipun ada pengalihan minat investor ke kripto, BEI tetap optimis tentang prospek pasar modal. Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa Irvan Susandy menegaskan bahwa diversifikasi portofolio adalah hal yang wajar dan pasar modal masih memiliki peluang besar untuk berkembang. Sejarah menunjukkan bahwa pergerakan harga saham cenderung lebih stabil dibandingkan kripto.
Pergerakan aset investasi, termasuk saham dan kripto, sangat bergantung pada tren pasar yang bersifat siklikal. Investor yang bijak biasanya akan menyebar investasinya di berbagai instrumen untuk mengurangi risiko. Data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menunjukkan bahwa jumlah Single Investor Identification (SID) pasar modal Indonesia mencapai 14,58 juta pada 29 November 2024, tumbuh 20% year to date (ytd). Ini menunjukkan bahwa meski ada peningkatan minat terhadap kripto, pasar modal masih menarik bagi banyak investor. BEI yakin bahwa dengan strategi yang tepat, pasar modal dapat terus melesat dan memberikan manfaat bagi para pemangku kepentingan.