Pasar
Pasar Modal RI Melesat di Awal 2025: Optimisme di Tengah Sentimen Positif
2025-01-02
Di awal tahun 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan kenaikan signifikan pada perdagangan pertama Kamis (2/1/2025). Sentimen positif dari dalam negeri dan sektor-sektor kunci menjadi penopang utama laju pasar modal Indonesia.
Kabar Gembira bagi Pelaku Pasar: Ekonomi Bangkit dengan Sentimen Positif
Dinamika Transaksi Mencapai Triliunan Rupiah
Pada sesi I perdagangan Kamis, IHSG menunjukkan performa yang menggembirakan. Nilai transaksi mencapai Rp 4,6 triliun, dengan volume saham yang ditransaksikan mencapai 11,2 miliar lembar. Aktivitas ini melibatkan 678.345 kali transaksi. Dari total saham yang diperdagangkan, 307 saham menguat, 275 melemah, dan 207 stagnan. Kenaikan ini menunjukkan optimisme investor terhadap prospek ekonomi Indonesia di tahun 2025.Secara sektoral, teknologi, bahan baku, dan energi menjadi sektor-sektor yang berkontribusi besar terhadap kenaikan IHSG. Sektor teknologi tumbuh 1,39%, bahan baku naik 1,2%, dan energi mencapai 1,15%. Emiten perbankan raksasa juga berperan penting, dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) memberikan kontribusi 11,6 indeks poin. Namun, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), emiten energi baru terbarukan, menjadi penopang terbesar dengan 12,4 indeks poin.Sentimen Positif Mendorong Pemulihan
Berbagai sentimen positif mempengaruhi kenaikan IHSG. Salah satu faktor utama adalah kebijakan pemerintah terkait Pajak Pertambahan Nilai (PPN). PPN 12% hanya berlaku untuk barang dan jasa mewah, sementara barang sehari-hari tidak terdampak. Peraturan ini menciptakan lingkungan bisnis yang kondusif bagi pelaku usaha dan masyarakat. Selain itu, data manufaktur yang mulai pulih juga menjadi kabar baik. PMI manufaktur Indonesia mencapai 51,2 pada Desember 2024, menandakan kembali masuknya ekonomi ke jalur ekspansif setelah lima bulan kontraksi.Namun, ada tantangan yang perlu diwaspadai. Inflasi tahunan sebesar 1,57% masih menjadi isu yang harus diatasi. Meski inflasi ini merupakan yang terendah sepanjang masa, dampaknya terhadap daya beli masyarakat perlu dipantau secara ketat. Tingkat inflasi ini didorong oleh kelompok makanan minuman dan tembakau, dengan andil sebesar 0,55% terhadap inflasi umumnya.Prospek Ekonomi di Tahun 2025
Pergerakan IHSG di awal 2025 mengindikasikan bahwa ekonomi Indonesia sedang berada di jalur pemulihan. Kebijakan pemerintah yang mendukung sektor-sektor strategis dan stabilitas harga barang kebutuhan pokok menjadi faktor-faktor penting. Sentimen positif ini akan mendorong investasi asing dan domestik, serta meningkatkan daya saing pasar modal Indonesia di tingkat global.Aktivitas manufaktur yang bangkit kembali menunjukkan bahwa sektor riil telah mulai pulih. Ini berarti lebih banyak lapangan kerja dan pendapatan bagi masyarakat. Pemulihan ekonomi ini juga akan berdampak positif pada sektor keuangan, termasuk bank-bank besar seperti BRI dan perusahaan-perusahaan energi terbarukan seperti BREN. Dengan dukungan kebijakan yang tepat, Indonesia berpotensi mencapai pertumbuhan ekonomi yang kuat di tahun 2025.