Di tengah upaya memperkuat posisinya dalam perdagangan karbon global, Indonesia telah mengambil langkah penting dengan membuka pasar perdagangan karbon lokal bagi pelaku internasional. Langkah ini diinisiasi oleh Tim yang dipimpin oleh Utusan Khusus Presiden Bidang Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo. Rekomendasi ini mendapat dukungan dari Menteri Lingkungan Hidup dan Dewan Energi Nasional. Tujuannya adalah untuk menarik lebih banyak investor asing dan memanfaatkan potensi sumber daya alam negara ini, terutama di bidang kehutanan.
Pada awal pekan lalu, tepatnya Senin (20/1/2025), Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) secara resmi meluncurkan perdagangan karbon internasional pertama di negeri ini. Di acara ESG Sustainability Forum 2025 pada Jumat (31/1/2025), Hashim menekankan bahwa selama ini, pelaku usaha dan pedagang karbon internasional dilarang masuk ke pasar Indonesia. Menurutnya, pembatasan ini telah membatasi manfaat yang dapat dirasakan di dalam negeri. Untuk itu, Menteri Kehutanan dan Menteri Lingkungan Hidup merekomendasikan kepada Presiden Prabowo Subianto agar perdagangan karbon dalam negeri dibuka untuk pelaku internasional. Verifikator karbon seperti Verra dan Gold Standards juga kini diizinkan untuk digunakan, sesuai rekomendasi tim yang dipimpin oleh Hashim.
Dengan adanya perubahan ini, Indonesia berharap dapat menarik lebih banyak partisipasi investor internasional dalam perdagangan karbon dan memperkuat posisi negara sebagai pemain utama dalam perdagangan karbon global. Pembukaan ini juga bertujuan untuk memaksimalkan potensi kehutanan Indonesia yang sebelumnya tidak dapat dimanfaatkan secara optimal oleh pihak dalam negeri.
Berita ini memberikan harapan baru bagi ekonomi Indonesia, terutama dalam sektor lingkungan dan energi. Dengan memungkinkan pelaku bisnis internasional untuk berpartisipasi, Indonesia dapat mendorong inovasi dan peningkatan standar perdagangan karbon. Ini juga menunjukkan komitmen negara untuk berkontribusi dalam upaya mitigasi perubahan iklim global. Melalui langkah-langkah progresif ini, Indonesia dapat menjadi contoh bagi negara-negara lain dalam menerapkan kebijakan yang mendukung keberlanjutan lingkungan dan ekonomi.