Pada perdagangan Kamis, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan sebesar 1,29% dan berakhir di level 7.073,48. Secara paralel, nilai tukar rupiah juga menunjukkan tren pelemahan hingga mencapai Rp 16.255 per dolar AS. Para analis menyebut keputusan The Fed untuk mempertahankan suku bunga serta ekstensi kebijakan DHE sebagai faktor utama yang mempengaruhi situasi ini.
Keputusan bank sentral Amerika Serikat untuk tidak menaikkan suku bunga telah berdampak signifikan pada pasar modal Indonesia. Penurunan indeks saham gabungan mencerminkan ketidaksesuaian antara ekspektasi pasar dengan realitas kebijakan moneter global. Selain itu, faktor-faktor lain seperti stabilitas ekonomi regional juga turut berperan dalam kondisi ini.
Analis menyatakan bahwa penahanan suku bunga oleh The Fed berimplikasi langsung pada arus modal asing yang masuk ke Indonesia. Investor cenderung lebih hati-hati dalam melakukan alokasi dana, terutama saat ada ketidakpastian tentang kebijakan moneter. Akibatnya, permintaan terhadap aset-aset berisiko seperti saham dan mata uang emerging market, termasuk rupiah, menjadi lebih rendah. Ini menjelaskan mengapa IHSG mengalami penurunan yang cukup signifikan pada hari tersebut.
Ekstensi kebijakan Devisa Harian Efektif (DHE) yang diberlakukan pemerintah dinilai belum memberikan efek positif bagi nilai tukar rupiah. Meskipun tujuannya adalah untuk meningkatkan likuiditas pasar valuta asing, hasil yang dicapai tampaknya belum sesuai harapan. Pelemahan rupiah yang berlanjut menunjukkan adanya tantangan dalam implementasi kebijakan ini.
Menurut para ahli, kebijakan DHE yang diperpanjang seharusnya dapat membantu mengendalikan volatilitas rupiah. Namun, fakta lapangan menunjukkan bahwa hal tersebut belum sepenuhnya efektif. Salah satu alasan utamanya adalah karena masih adanya tekanan dari luar negeri, seperti ketidakpastian ekonomi global dan fluktuasi harga komoditas. Selain itu, ekspektasi pasar terhadap kebijakan moneter domestik juga mempengaruhi sentimen investor. Oleh karena itu, langkah-langkah tambahan mungkin diperlukan untuk memperkuat posisi rupiah di tengah tantangan eksternal dan internal.