Pemanfaatan teknologi telah membawa perubahan signifikan dalam sektor keuangan, khususnya dalam penyaluran kredit. Di negara-negara seperti India dan China, bank-bank telah mengadopsi metode inovatif yang memungkinkan mereka untuk melayani jutaan nasabah dengan staf yang sangat terbatas. Melalui penggunaan analisis data transaksi dan kecerdasan buatan, proses penentuan kelayakan kredit menjadi lebih efisien dan akurat. Hal ini menunjukkan bagaimana digitalisasi telah merubah cara masyarakat bertransaksi dan membuka peluang baru bagi industri perbankan.
Berdasarkan laporan dari Chief Economist of the Asian Development Bank (ADB), Albert Francis, bank-bank di kedua negara tersebut telah berhasil mengintegrasikan teknologi kecerdasan buatan dalam sistem operasional mereka. Dengan hanya 20 staf, bank dapat memproses permohonan kredit dari ratusan juta nasabah secara online. Teknologi ini memanfaatkan data transaksi digital yang dikumpulkan dari perilaku konsumen, sehingga mempermudah penilaian kelayakan kredit. Data-data ini dianalisis oleh algoritma canggih untuk menentukan skor kredit nasabah dengan cepat dan tepat.
Dalam era digital saat ini, hampir semua orang melakukan transaksi melalui ponsel mereka. Hal ini menciptakan database transaksi yang luas dan mudah diakses. Bank-bank dapat memanfaatkan informasi ini untuk mempercepat proses penilaian risiko kredit. Selain itu, penggunaan ruang operasional atau "war room" dengan ticker pinjaman online memungkinkan bank untuk memantau dan mengelola pinjaman secara real-time. Proses ini tidak hanya meningkatkan efisiensi tetapi juga mengurangi beban kerja staf bank.
Penerapan model ini memiliki potensi besar untuk Indonesia. Sejak pandemi Covid-19, penggunaan pembayaran non-tunai dan belanja online telah meningkat pesat. Metode ini dapat membantu bank-bank lokal untuk lebih efektif dalam melayani nasabah mereka. Dengan adopsi teknologi serupa, Indonesia dapat memperluas inklusi keuangan dan meningkatkan akses kredit bagi masyarakat luas. Inovasi ini akan membawa manfaat signifikan bagi ekonomi nasional dan mendorong pertumbuhan sektor keuangan yang lebih inklusif.