Data ekonomi terbaru dari Amerika Serikat (AS) menunjukkan ketahanan yang signifikan, khususnya dalam sektor ketenagakerjaan dan jasa. Hal ini berdampak pada pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Pada perdagangan hari Kamis, 6 Februari 2025, mata uang Indonesia ditutup melemah 0,28% di level Rp16.325 per dolar. Indeks dolar AS juga mengalami kenaikan, mencapai angka 107,8. Meskipun ada penurunan kecil pada indeks PMI sektor jasa AS, data ketenagakerjaan menunjukkan pertumbuhan yang kuat, dengan penambahan 183 ribu pekerja baru pada Januari 2025. Bank Mandiri memperkirakan bahwa situasi ini akan mempengaruhi sikap The Fed dalam memutuskan suku bunga, serta berpotensi menjaga fluktuasi rupiah dalam jangka pendek.
Kondisi ekonomi AS yang masih solid menjadi salah satu faktor utama yang mempengaruhi pelemahan rupiah. Pada awal Februari 2025, data ketenagakerjaan AS menunjukkan peningkatan yang lebih tinggi dari perkiraan, mencapai 183 ribu pekerja baru pada bulan Januari. Sektor jasa menjadi penyumbang terbesar dalam peningkatan ini, dengan 190 ribu pekerjaan baru. Sementara itu, sektor produksi mengalami sedikit penurunan karena pengurangan tenaga kerja di industri manufaktur.
Peningkatan ini mencerminkan ketahanan ekonomi AS meskipun ada beberapa tantangan seperti perlambatan ekspansi sektor jasa. Indeks PMI sektor jasa AS turun ke 52,8 pada Januari 2025 dari 54 pada Desember 2024, menandakan perlambatan aktivitas bisnis dan pesanan baru. Namun, lapangan kerja dan pesanan ekspor baru masih menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik. Situasi ini berkontribusi pada kenaikan nilai dolar AS dan tekanan terhadap mata uang lainnya, termasuk rupiah.
Berdasarkan kondisi ekonomi AS yang masih kuat, para analis memperkirakan bahwa rupiah mungkin akan mengalami fluktuasi dalam jangka pendek. Bank Mandiri menyatakan bahwa rilis data ketenagakerjaan dan PMI sektor jasa AS menunjukkan ketahanan ekonomi AS, meski ada tantangan suku bunga yang ketat. Ini berpotensi mempengaruhi sikap The Fed dalam menentukan kebijakan suku bunga kedepannya.
Situasi ini diperkirakan akan mempertahankan sikap The Fed yang lebih berhati-hati dalam memutuskan suku bunga. Dengan berbagai sentimen tersebut, Bank Mandiri memperkirakan bahwa dalam jangka pendek, rupiah akan bergerak dalam kisaran antara Rp16.275 hingga Rp16.356. Selain itu, tekanan eksternal dari ekonomi AS diperkirakan akan terus berlangsung, mempengaruhi stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.