Pasar
Kenaikan Rupiah Ditopang oleh Respons Tarif Impor China terhadap AS
2025-02-05

Nilai tukar rupiah mengalami penguatan signifikan sebagai respons atas langkah-langkah ekonomi yang diambil oleh Pemerintah China. Mata uang Indonesia ini mencatatkan peningkatan sebesar 0,37% dan ditutup pada angka Rp16.280 per dolar Amerika Serikat (AS) pada hari Rabu. Pergerakan ini menunjukkan tren positif yang berlanjut dari hari sebelumnya, ketika rupiah juga menguat sebesar 0,55%. Situasi ini beriringan dengan penurunan indeks dolar AS (DXY) yang turun tipis ke level 107,75.

Tindakan China dalam menerapkan tarif balasan atas impor dari AS menjadi katalis utama untuk apresiasi rupiah. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap tarif baru yang diberlakukan oleh pemerintah AS. Kementerian Keuangan China telah mengumumkan bahwa tarif sebesar 15% akan dikenakan pada beberapa produk seperti batu bara dan gas alam cair (LNG), sementara tarif 10% akan berlaku untuk minyak mentah dan peralatan pertanian. Selain itu, Beijing juga memperketat kontrol ekspor atas logam tanah jarang dan mineral penting lainnya yang dibutuhkan untuk teknologi tinggi dan transisi energi bersih.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap stabil di atas 5% juga memberikan dukungan positif bagi nilai rupiah. Meskipun kondisi ekonomi nasional tahun lalu mengalami tantangan seperti deflasi berkelanjutan dan kontraksi manufaktur, sentimen positif ini membantu mempertahankan daya tarik investasi di Tanah Air. Langkah-langkah strategis yang diambil oleh pemerintah dan bank sentral Indonesia terbukti efektif dalam menjaga stabilitas moneter dan meningkatkan kepercayaan pasar. Dengan demikian, prospek ekonomi Indonesia tetap optimistis di tengah dinamika global yang kompleks.

More Stories
see more