Pasar
BNI Merencanakan Pembelian Saham Sendiri Sebesar Rp905 Miliar
2025-02-05

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), salah satu bank pelat merah di Indonesia, berencana melakukan pembelian kembali saham atau buyback senilai hingga Rp905 miliar, setara dengan 10% dari total modal disetor. Meskipun bank ini menunjukkan performa yang baik selama sepuluh bulan pertama tahun 2024, saham BBNI mengalami tekanan akibat sentimen negatif pasar. Faktor-faktor seperti ketidakstabilan geopolitik dan kondisi makroekonomi Indonesia telah mempengaruhi harga saham BNI. Rencana buyback ini bertujuan untuk mengurangi tekanan jual di pasar dan memberikan sinyal positif kepada investor bahwa harga saham saat ini tidak mencerminkan fundamental perusahaan.

Dalam beberapa bulan terakhir, saham BBNI mengalami penurunan signifikan. Pada 14 Januari 2025, harga saham ditutup pada level 4.130, melemah 21,7% dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini kontras dengan kinerja rerata saham BNI yang tumbuh 11,1% secara tahunan. Berbagai faktor eksternal, termasuk kebijakan The Fed yang memberikan sinyal pemangkasan suku bunga lebih rendah dari perkiraan sebelumnya, depresiasi rupiah terhadap dolar AS, serta dinamika geopolitik yang tinggi, telah berkontribusi pada fluktuasi tersebut. Okki Rushartomo, Corporate Secretary BNI, menjelaskan bahwa rencana buyback ini dirancang untuk membantu stabilisasi harga saham dan memberikan kepercayaan kepada investor.

Rencana buyback ini akan dibahas dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) BNI pada tanggal 13 Maret 2025 mendatang. Jika disetujui, periode pelaksanaan buyback akan dilakukan selama paling lama 12 bulan sejak persetujuan oleh RUPS. Langkah ini diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap kinerja saham BNI dan meningkatkan kepercayaan investor.

Pembelian kembali saham ini merupakan strategi penting bagi BNI untuk menjaga stabilitas harga saham dan menunjukkan komitmen perusahaan terhadap fundamental bisnis yang kuat. Dengan adanya rencana buyback ini, BNI berharap dapat meredam tekanan jual di pasar dan memberikan indikasi bahwa harga saham saat ini belum mencerminkan potensi sebenarnya dari perusahaan. Ini juga menjadi langkah nyata untuk mendukung kepercayaan investor di tengah ketidakpastian ekonomi global.

More Stories
see more