Pasar
Pemangkasan Karyawan BFI Finance: Strategi Adaptasi di Tengah Tantangan Industri
2024-11-14
Dalam industri pembiayaan kendaraan bermotor, BFI Finance (BFIN) telah mengambil langkah strategis untuk menyesuaikan diri dengan dinamika pasar yang terus berubah. Perusahaan ini diketahui telah melakukan pemangkasan jumlah karyawan secara signifikan dalam kurun waktu enam bulan terakhir, seiring dengan perkembangan bisnis dan operasional yang dihadapi.
Menyeimbangkan Efisiensi dan Pertumbuhan di Tengah Tantangan Industri
Adaptasi Organisasi Demi Kesinambungan Bisnis
Dalam upaya menjaga kesinambungan bisnisnya, BFI Finance telah melakukan beberapa langkah penyesuaian organisasi. Salah satunya adalah dengan melakukan pemangkasan jumlah karyawan, yang dilakukan secara bertahap dalam kurun waktu enam bulan terakhir. Perusahaan mengklaim bahwa pengurangan ini dilakukan sebagai bagian dari proses transformasi digital dan efektivitas organisasi, guna memenuhi kebutuhan konsumen yang terus berubah.Menurut Dian Fahmi, Corporate Communication Head BFI Finance, pemangkasan karyawan ini tidak terlepas dari implementasi sistem baru yang membutuhkan tenaga kerja tambahan pada fungsi-fungsi tertentu. Namun, setelah sistem tersebut berjalan, tenaga kerja tambahan tersebut tidak lagi dibutuhkan, sehingga jumlah karyawan kembali ke level normal sesuai kebutuhan bisnis perusahaan saat ini.Selain itu, Dian juga menyatakan bahwa pengurangan karyawan juga dilakukan sebagai bagian dari transformasi digital perusahaan. Dengan meningkatkan kapabilitas dan kualitas karyawan, BFI Finance berupaya untuk menyelaraskan perubahan yang terjadi di industri pembiayaan kendaraan bermotor.Dampak Serangan Siber dan Perlambatan Kinerja
Sebelumnya, BFI Finance juga menghadapi tantangan terkait serangan siber yang terjadi pada Mei 2023. Serangan tersebut menyebabkan gangguan pada layanan kepada konsumen dan sebagian kegiatan operasional perusahaan. Meskipun tidak ada kebocoran data nasabah, dampak dari serangan siber tersebut terlihat pada perlambatan kinerja keuangan perusahaan.Setelah serangan siber, kinerja keuangan BFIN tercatat mulai mengalami perlambatan. Pada kuartal I-2023, pendapatan perusahaan masih tumbuh 39% secara tahunan (yoy) dan laba melonjak 29% yoy. Namun, pada kuartal II-2023, pertumbuhan pendapatan mulai melambat menjadi 30% yoy dan laba hanya tumbuh 2,29% yoy.Perlambatan ini terus berlanjut hingga kuartal I-2024, di mana pendapatan turun 5,66% (yoy) menjadi Rp 1,55 triliun dan laba turun 29,08% menjadi Rp 361 miliar. Setelahnya, kinerja perusahaan mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan, meskipun masih mengalami kontraksi satu digit secara tahunan.Menjaga Kualitas Portofolio di Tengah Tantangan Industri
Dalam menghadapi kondisi bisnis yang kurang menguntungkan di tahun 2024, BFI Finance menerapkan kebijakan penyaluran pembiayaan yang lebih ketat berdasarkan kelolaan risiko yang ditetapkan. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menjaga kualitas portofolio dan mempersiapkan diri untuk pertumbuhan di masa mendatang.Dian Fahmi menjelaskan bahwa perlambatan kinerja BFIN tidak terlepas dari pandangan manajemen terkait kondisi bisnis di tahun 2024 yang tidak sebaik sebagaimana diharapkan. Hal ini tercermin dari penurunan tajam atas penjualan mobil di tahun 2024. Dengan kehati-hatian ini, BFI Finance berharap dapat menjaga kualitas portofolio yang sehat dan siap bertumbuh kembali sejalan dengan peningkatan daya beli masyarakat.Meskipun mengalami perlambatan, BFIN tetap mencatatkan kinerja yang positif. Pada kuartal III-2024, laba perusahaan tumbuh 32,3% secara kuartalan. Hal ini menunjukkan bahwa BFI Finance terus berupaya untuk menyeimbangkan efisiensi operasional dan pertumbuhan bisnis di tengah tantangan industri yang dihadapi.