Berita
Pemimpin Iran Menolak Kemungkinan Negosiasi dengan Amerika Serikat
2025-02-08

Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, telah menyatakan sikapnya yang tegas terhadap kemungkinan negosiasi dengan Amerika Serikat. Menurutnya, berbicara dengan AS tidak akan membawa solusi nyata bagi masalah Iran. Dia menegaskan bahwa pengalaman masa lalu, termasuk penarikan AS dari kesepakatan nuklir tahun 2018, telah membuktikan bahwa diplomasi dengan AS adalah usaha yang sia-sia. Meskipun ada spekulasi tentang pemulihan kesepakatan nuklir, Khamenei menganggap bahwa ini tidak mungkin terwujud.

Ketidakpercayaan Khamenei terhadap AS didasarkan pada sejarah interaksi kedua negara. Dia menjelaskan bahwa Iran telah berusaha keras selama dua tahun untuk mencapai kesepakatan nuklir, melakukan banyak konsesi dalam proses tersebut. Namun, pemerintahan Trump pada akhirnya menarik diri dari perjanjian tersebut, merusak segala upaya yang telah dilakukan. Pengalaman ini memperkuat keyakinannya bahwa berpartisipasi dalam diskusi diplomatik dengan AS tidak akan membawa hasil yang positif.

Situasi politik saat ini semakin memperumit hubungan antara kedua negara. Sejak kembali ke Gedung Putih, Trump telah memicu spekulasi tentang potensi pemulihan kesepakatan nuklir. Meski demikian, Khamenei tetap konsisten dengan pandangannya. Dia percaya bahwa hanya melalui pendekatan lain, bukan diplomasi langsung, Iran dapat mencapai tujuannya.

Terlepas dari sikap keras Khamenei, pemerintah reformis di bawah Presiden Masoud Pezeshkian menunjukkan sikap yang lebih fleksibel. Mereka telah mengisyaratkan kesiapan untuk duduk bersama dengan pemerintah AS dalam upaya mencabut sanksi ekonomi. Namun, posisi Khamenei sebagai pemimpin tertinggi tetap menjadi faktor utama dalam menentukan arah kebijakan luar negeri Iran.

Meski ada tekanan internal dan eksternal untuk kembali ke meja perundingan, sikap Khamenei tetap jelas: negosiasi dengan AS tidak akan memberikan manfaat nyata bagi Iran. Dia menegaskan bahwa pengalaman masa lalu telah membuktikan ketidakefektivitasan pendekatan ini, dan Iran harus mencari alternatif lain untuk menyelesaikan isu-isu pentingnya.

More Stories
see more